Bertemu Prabowo bahas politik, kenapa Jokowi tidak ajak Wiranto?
Bertemu Prabowo bahas politik, kenapa Jokowi tidak ajak Wiranto?. Sejumlah pihak pun merasa heran mengapa Luhut yang diminta mendampingi Jokowi. Sebab, jika berbicara masalah politik dan keamanan, seharusnya menteri yang tepat yakni Menkopolhukam Wiranto yang mendampingi Jokowi.
Presiden Joko Widodo akan menggelar pertemuan dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto di rumahnya di Hambalang, Bogor siang nanti. Jokowi datang dengan didampingi Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut B Pandjaitan.
Sejumlah topik akan dibahas, salah satunya Pilkada Serentak 2017 dan situasi keamanan nasional. Sejumlah pihak pun merasa heran mengapa Luhut yang diminta mendampingi Jokowi. Sebab, jika berbicara masalah politik dan keamanan, seharusnya menteri yang tepat yakni Menkopolhukam Wiranto yang mendampingi Jokowi.
Ketua DPP Partai Hanura Dadang Rusdiana mengaku tidak masalah jika Wiranto tidak diajak dalam pertemuan itu. Menurutnya, Menkopolhukam telah diberi tugas lain oleh Jokowi.
"Ya ini mungkin ada tugas lain yang lebih besar diberikan pak presiden. Kan Menkopolhukam juga banyak tugas-tugas harus diselesaikan juga. Politik keamanan itu kan bukan hanya masalah DKI," kata Dadang saat dihubungi, Senin (31/10).
Dadang menyebut yang terpenting adalah pertemuan itu diharapkan dapat saling menjaga stabilitas politik dan keamanan di masyarakat. Hal itu lantaran, dua figur ini memiliki pendukung yang fanatik dan jumlah yang besar.
"Makanya saya kira enggak ada masalah, kan yang penting maknanya pertemuan Pak Prabowo dengan Jokowi itu diharapkan mengurai ketegangan di akar rumput," terangnya.
"Kalau kedua tokoh ini bersatu, orang-orang punya mimpi mengganggu NKRI, Pancasila itu akan berpikir dua kali," sambung Dadang.
Banyak pihak mengaitkan pertemuan tersebut sebagai antisipasi Istana atas aksi massa yang akan digelar pada 4 November 2016, anggota Komisi X ini enggan berspekulasi. Dadang menilai momentumnya saja yang bertepatan dengan rencana demo tersebut.
"Saya kira orang melihat berbagai tokoh ini memiliki kesibukan masing-masing dan menyita waktu. Tidak karena mepet-mepet mungkin karena momentumnya saja yang tepat," pungkasnya.
Seperti diketahui, hubungan Wiranto dan Prabowo tidak harmonis sejak insiden 1998. Usai kejadian 1998, Wiranto yang menjabat Panglima ABRI mencopot Prabowo yang saat itu menjabat Pangkostrad.