Caleg Gerindra Lapor Bawaslu Soal Calo Suara DPR di Malaysia
Dia mengungkapkan, yang melakukan atau menjadi perantara jual-beli suara terhadap peserta pemilu merupakan Warga Negara Indonesia (WNI). Perantara ini pun selain menawarkan harga, ia juga menunjukkan sejumlah program kerja yang diyakini dapat memiliki suara banyak.
Caleg DPR RI Partai Gerindra Basri Kinas Mappaseng menyambangi Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI. Kedatangannya untuk melaporkan temuan soal mengenai praktek jual beli suara di Malaysia.
Datang ke Bawaslu, Basri membawa sejumlah barang bukti berupa percakapan di media sosial WhatsApp dengan seseorang yang telah ia laporkan dalam melakukan praktek jual-beli suara.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Siapa yang menggelar sejumlah promo besar-besaran dalam HUT Jakarta ke-497? Sejumlah promo besar-besaran pun digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
"Tadi saya sudah mendaftarkan Laporan mengenai pelanggaran jual beli suara di Malaysia, bagaimana masifnya serangan di Malaysia. Karena saya sendiri yang dapatkan, sehingga saya melakukan pelaporan supaya betul-betul ditindaklanjuti oleh Bawaslu," katanya di Kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Jumat (5/4).
Laporan yang ia buat dengan Nomor 08/LP/PL/RI/00.00/IV/2019 ini juga untuk menindaklanjuti terkait laporan Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Dino Patti Djalal yang dianggap tak dilanjutkan oleh Bawaslu. Laporan yang dibuat oleh Dino sama seperti apa yang Basri laporkan hari ini.
"Saya juga udah laporkan dugaan jual beli suara karena selama ini kalau ada buktinya nggak ditindak lanjuti, saya bawa rekamannya," ujarnya.
"Dino Patti Djalal kemarin juga udah melapor tapi saya lihat tidakkannya belum ada, jadi ini saya lapor dengan bukti-bukti supaya benar-benar pemilihan di Malaysia utamanya. Karena Malaysia dari 2 juta lebih pemilih 1 juta 2 ratus ada di Malaysia, dan potensinya disana luar biasa untuk dibuat kecurangan karena tempat yang berbeda," tambahnya.
Ia mengaku, laporan yang ia buat ini juga karena merasa kasihan dengan Indonesia. Menurutnya, Indonesia merupakan negara terkaya akan tetapi menjadi negara miskin.
"Saya datang ke Bawaslu, supaya Bawaslu bisa mendengar ini dan ini buat kebaikan kita semua. Negara ini kasihan negara kaya tapi tetap miskin, kita semua enggak mau seperti itu," ucapnya.
Selain itu, ia menyebut, yang melakukan jual-beli untuk menawarkan kepada para Calon Legislatif (Caleg) berjumlah empat hingga lima orang. Menurutnya, ini masih satu kelompok dalam melakukan aksi kejahatan seperti itu.
"Pasti kelompok dan enggak mungkin individu. Masihf sekali di sana, ada yang jual 15 Ringgit ada 25 Ringgit. Saya enggak melakukan itu, tapi saya memancing mereka. Yang paling mahal ya 25 Ringgit, dia bisa kasih sampai 40 ribu suara," sebutnya.
Dia mengungkapkan, yang melakukan atau menjadi perantara jual-beli suara terhadap peserta pemilu merupakan Warga Negara Indonesia (WNI). Perantara ini pun selain menawarkan harga, ia juga menunjukkan sejumlah program kerja yang diyakini dapat memiliki suara banyak.
"Dia bilang saya bilang kalau bapak mau bertanding datang ke sana sosialisasi memperlihatkan program, kebetulan program saya itu mengcopy paste tabung Haji Malaysia yang untuk Indonesia supaya bisa jadi permodalan. Sebagus mana pun kalau di Malaysia enggak seperti itu, tinggal di bayar aja selesai," ungkapnya.
"(Perantara) rata-rata WNI. Warga negara Malaysia hidupnya udah enak. Ini yang saya mau contoh, bahwa saya bikin tabung Haji Malaysia itu buat supaya orang muslim Indonesia juga bisa hidupnya seperti muslim Malaysia," sambungnya.
Sebelumnya, Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Dino Patti Djalal melaporkan dugaan calo suara calon anggota legislatif DPR RI untuk daerah pemilihan Luar Negeri di Malaysia. Menurut Dino, laporan diterima dari lebih satu Caleg yang tergabung dalam program besutannya, 'Know Your Caleg'.
"Kami dapat laporan dari beberapa caleg ada tendensi calo suara, yaitu orang yang menawarkan suara (kepada para Caleg Dapil Luar Negeri) dan suara itu dijamin (valid)," kata Dino di Media Center Badan Pengawas Pemilu, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (20/3) malam.
Penggagas Foreign Policy Community of Indonesia ini menyebut, para calo tersebut mematok tarif per suara mencapai 50 ringgit Malaysia atau setara dengan Rp 174 ribu, untuk satu kali suara diterima.
(mdk/fik)