Cawagub Sulteng AKA Bicara Mitigasi dan Asuransi Pertanian Antisipasi Perubahan Iklim & Megathrust
Sebab, bencana ini berpotensi mengakibatkan penurunan produksi pangan bahkan gagal panen.
Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Abdul Karim Aljufri (AKA) punya solusi terhadap ancaman bencana alam berupa banjir yang menggenang area persawahan, kekeringan, serta perubahan musim.
Sebab, bencana ini berpotensi mengakibatkan penurunan produksi pangan bahkan gagal panen.
- Antisipasi Bencana Akibat Cuaca Ekstrem, BNPB Operasi Modifikasi Cuaca di Jabar dan Jateng
- Pemerintah Pede Swasembada Pangan 2025 Terealisasi, Ini Alasannya
- Tingkatkan Kesiapsiagaan Warga, Banyuwangi Rutin Gelar Simulasi Evakuasi Bencana
- Ternyata Orang Sunda Sudah Antisipasi Megathrust Ratusan Tahun Silam, Kuncinya Rumah Pakai Bambu
AKA mengatakan, sebagai akibat ancaman bencana hidro meteorogis karena perubahan iklim dan bencana geologis gempa bumi dipastikan akan berdampak besar pada mata pencaharian masyarakat Sulawesi Tengah.
AKA memastikan dirinya bersama calon gubernur Ahmad Ali, sudah menyiapkan langkah konkret meliputi upaya mitigasi dan adaptasi, hingga kebijakan perlindungan pasca bencana.
“Sosialisi mitigasi tentang potensi, sekali lagi, saya tekankan potensi ancaman bencana alam termasuk Megathrust wajib dilakukan pemerintah daerah, siapapun pemimpin Sulteng. Kami pernah mengalami bencana Palu Sigi Donggala Parimo (PASIGALA), dan itu pelajaran berharga," ujar AKA.
AKA juga menekan perlunya kebijakan dan persiapan perlindungan warga baik dari sisi pengetahuan, mental maupun mata pencarian mereka. Karena menurutnya, perjalanan paling melelahkan bagi para korban adalah saat menjalani kehidupan pasca bencana.
Pemulihan mental dan fisik menjadi salah satu yang terpenting bagi para korban.
"Penderitaan mereka bukan hanya saat menghadapi bencana, tapi pasca bencana. Sumber makan mereka hilang, mental mereka runtuh. Saat kondisi itu, pemimpin harus hadir baik fisik maupun kebijakan. Salah satu kebijakan yang Ahmad Ali dan saya usung adalah asuransi pertanian, itu salah satu bentuk kehadiran kami nantinya," ujar AKA.
Banjir di Sulteng
AKA menceritakan saat dirinya dan Ahmad Ali datang Desa Sausu Piore, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk memberi bantuan pangan 6 September 2024 lalu.
Hujan deras yang mengguyur di desa tersebut pada menyebabkan ratusan rumah warga, 100 hektar perkebunan dan 70 hektar persawahan terendam banjir.
"Bayangkan kepedihan yang mereka alami, karena kehilangan segalanya. Setidaknya dengan asuransi ini bisa mengurangi kesedihan itu dan mendorong kembali semangat mereka untuk berusaha bertani," ujar juara dunia pencak silat ini.
Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah tercatat ada 222.718 hektare luas tanam padi di provinsi ini tahun 2023.
Sulawesi Tengah memiliki total lahan pertanian cadangan pangan berkelanjutan mencapai kurang lebih 400 ribu hektar. AKA sekaligus merespons pernyataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah yang mengingatkan masyarakat di wilayah Sulteng, khususnya di Kabupaten Toli-Toli dan Buol, untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi gempa bumi megathrust dan tsunami.
Kepala Pelaksana BPBD Sulawesi Tengah, Akris Fattah Yunus menjelaskan setelah pergerakan lempeng tektonik yang terjadi di Jepang pada 4 Agustus lalu, ada kemungkinan terjadinya aktivitas tektonik di Indonesia.
Berdasarkan Peta Rawan Bencana BMKG, wilayah Toli-Toli dan Buol termasuk area yang perlu meningkatkan kewaspadaan. Akris mengatakan Sulteng belajar dari pengalaman bencana gempa dan tsunami di Palu sebelumnya untuk selalu waspada.
Ancaman Gempa Besar
Para ahli geologi juga mengingatkan potensi gempa besar yang bisa dipicu oleh zona megathrust di Indonesia, termasuk di sekitar wilayah Sulawesi.
Megathrust adalah patahan yang sangat panjang di bawah laut yang bisa menghasilkan gempa bumi dengan magnitudo besar dan berpotensi menyebabkan tsunami.
Secara geografis, wilayah Sulteng merupakan jalur patahan dari pertemuan beberapa lempeng, yaitu lempeng Pasifik, Indo-Australia dan lempeng Eurasia. Dari fenomena ini, wilayah Sulteng rawan akan bencana khususnya pergerakan tanah seperti gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi. Dari data historis Tahun 1927 – 2018, telah terjadi sebanyak 11 kali kejadian gempa di atas 6 SR yang mengguncang Sulteng.
Kejadian gempa yang disertai tsunami yang menelan banyak korban jiwa terjadi pada 28 September 2018 dengan korban yang meninggal dunia sebanyak 2.830 orang, korban hilang 701 jiwa, korban luka 2.537 jiwa dan jumlah pengungsi sebanyak 53.173 kepala keluarga (KK) atau 172.999 jiwa.
Lebih lanjut, AKA menjelaskan meskipun prediksi kapan terjadinya gempa besar di zona megathrust sulit dipastikan, sejarah mencatat bahwa zona ini telah memicu beberapa gempa besar dan tsunami di masa lalu.
"Karena itu, Ahmad Ali dan AKA menekankan lagi peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan di daerah yang memiliki potensi terjadinya bencana. Ini prioritas buat siapapun pemimpinnya," tutup politisi yang juga koordinator regional Gerindra Sulawesi itu.