Melihat Kesiapan Bantul Menghadapi Ancaman Megathrust, Mulai dari Potensi Bahaya hingga Evakuasi
Belakangan ini, isu megathrust kembali mencuat. Salah satu daerah yang berpotensi terdampak megathrust adalah Bantul.
Belakangan ini, isu megathrust kembali mencuat. Padahal megathrust merupakan sebuah fakta yang tak terbantahkan di mana keberadaannya telah menyebabkan sejumlah bencana gempa dan tsunami mulai dari Aceh tahun 2004, Pulau Nias tahun 2005, dan Pangandaran tahun 2007.
Daerah paling rawan kalau gempa megathrust terjadi di kemudian hari adalah wilayah sepanjang pesisir pantai selatan Jawa yang melintang dari ujung barat di Ujung Kulon hingga ujung paling timur di Banyuwangi. Salah satu daerah pesisir pantai selatan Jawa juga terdapat di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
-
Mengapa Megathrust berbahaya? Ia akan menjadi sebuah bencana jika muncul banyak korban jiwa. Menurutnya, risiko bencana itu bisa dikurangi apabila masyarakat sudah siap dengan mitigasi bencana.
-
Di mana ancaman Megathrust paling serius? 'Artinya kalau kita mempertemukan bahaya megathrust yang besar dengan penduduk yang paling padat maka risikonya menjadi lebih tinggi di Pulau Jawa ini,' terang Nuraini.
-
Mengapa gempa megathrust berbahaya? Karena energinya sangat besar, gempa ini seringkali disertai dengan tsunami. Contoh gempa megathrust yang terkenal adalah gempa dan tsunami di Aceh pada tahun 2004, yang terjadi akibat subduksi lempeng Indo-Australia di bawah lempeng Eurasia.
-
Apa itu gempa megathrust? Gempa megathrust adalah jenis gempa bumi yang terjadi di zona subduksi, yaitu wilayah di mana satu lempeng tektonik bergerak menukik ke bawah lempeng lain. Istilah 'megathrust' berasal dari kata 'mega' yang berarti besar dan 'thrust' yang berarti dorongan atau tekanan.
-
Apa itu Megathrust? Nuraini menjelaskan bahwa terdapat 15 segmen megathrust di Indonesia. Keberadaannya tersebar mulai dari sepanjang pantai barat pulau Sumatera-Jawa-Nusa Tenggara di selatan, lalu ada yang di utara Pulau Sulawesi, utara Kepulauan Maluku, dan kawasan Laut Banda.
-
Bagaimana mengurangi risiko Megathrust? Nuraini mengatakan, megathrust sendiri merupakan sebuah fenomena alam. Ia akan menjadi sebuah bencana jika muncul banyak korban jiwa. Menurutnya, risiko bencana itu bisa dikurangi apabila masyarakat sudah siap dengan mitigasi bencana.
Lantas sejauh mana potensi dampak terjadinya megathrust di Kabupaten Bantul? Apa yang harus disiapkan masyarakat untuk menghadapi fenomena itu agar tidak timbul korban jiwa? Berikut selengkapnya:
Potensi Gempa dan Tsunami di Bantul
Melalui sebuah video yang diunggah pada 30 Agustus 2024, kanal YouTube Bantul TV mewawancarai Kepala BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanta. Kepada Bantul TV, Agus membenarkan tentang potensi dampak gempa megathrust yang mengancam wilayah tersebut. Namun ia mengatakan bahwa tak ada yang tahu kapan peristiwa itu terjadi.
Ia mengatakan, selain megathrust, potensi gempa di Kabupaten Bantul datang dari Sesar Opak. Bila pusat gempa megathrust berada di laut selatan Jawa, pusat gempa akibat dari pergerakan Sesar Opak berada di darat.
“Jadi kalau itu terjadi gempa, walaupun dengan magnitude sama, tetapi dampaknya bisa lebih besar yang di darat. Hanya saja kalau megathrust itu punya dampak lain yaitu tsunami,” kata Agus.
Kesiapan Bantul Menghadapi Bencana Megathrust
Untuk menghadapi kemungkinan terjadinya gempa dan tsunami megathrust, BPBD Bantul sudah beberapa kali melakukan simulasi bencana. Selain itu, pihaknya bersama BMKG dan masyarakat membentuk program kelurahan siaga tsunami. Progam ini dijalankan pada kelurahan-kelurahan yang letaknya di pinggir pantai seperti Kelurahan Parangtritis, Poncosari, Tirtohargo, dan kelurahan lainnya.
“Selain itu tahun 2024 ini kita membenahi tempat evakuasi sementara yang ada di Pantai Baru. Kita juga mengadakan kajian resiko bencana. Sekarang ini kita punya 29 Early Warning System (EWS) di sepanjang pantai,” jelasnya.
Agus mengatakan, jika terjadi tsunami, diperkirakan jangkauan gelombangnya bisa mencapai lima kilometer ke darat. Masyarakat pun bisa menuju beberapa titik tempat evakuasi sementara seperti Lapangan Srigading, Lapangan Sorobayan, area Makam Maulana Maghribi, area Makam Syekh Belabelu, dan Pasar Turi. Sedangkan tempat evakuasi akhirnya berada di Lapangan Murtigading, Lapangan Tirtomulyo, Pasar Ngangkruk Sari, dan Kantor Kalurahan Parangtritis.
Rumah Tahan Gempa
Karena potensi bencana yang begitu besar, rumah di Bantul dan juga di Daerah Istimewa Yogyakarta harus tahan gempa. Dikutip dari Liputan6.com, prinsip dasar bangunan tahan gempa adalah membuat seluruh struktur menjadi satu kesatuan sehingga beban dapat ditanggung dan disalurkan secara bersama-sama dan proporsional. Bangunan juga harus bersifat liat sehingga dapat bertahan apabila mengalami terjadi perubahan bentuk yang diakibatkan oleh gempa.
“Ini sudah dibuktikan, pada tahun 2023 kemarin rumah-rumah yang memenuhi standar tahan gempa itu aman, walaupun itu di zona gempa sekalipun,” kata Agus dikutip dari kanal YouTube Bantul TV.