Debat Pilkada Sulteng: Ahmad Ali Vs Rusdi Mastura, Anomali Data Kemiskinan & Pertumbuhan Ekonomi
KPU menggelar debat perdana Pilkada Sulteng, Rabu (16/10). Debat berlangsung sengit, antar kandidat saling tanya dan mengkritik.
KPU menggelar debat perdana Pilkada Sulteng, Rabu (16/10). Debat berlangsung sengit, antar kandidat saling tanya dan mengkritik.
Misalnya saja, Cawagub Sulteng nomor urut 1 Abdul Karim Aljufri bertanya kepada paslon nomor 3 Rusdy Mastura (Cudy) terkait paradoks pertumbuhan ekonomi dan angka kemiskinan di Sulteng saat debat perdana Pilgub Sulteng 2024.
- Debat Pilkada Sulteng: Ahmad Ali Disoraki 'huuu' Pendukung Lawan saat Cerita Baju Sekolah Gratis Prabowo
- Debat Perdana Pilgub Sulut, Pasangan Steven-Denny Unggul dari Kandidat Lain
- Ahmad Ali Siap di Pilgub Sulteng, Meski Tanpa Dukungan NasDem
- Survei Indikator Pilkada Sulteng: Ahmad Ali 33,5%, Anwar Hafid 20,2%, Rusdy Mastura 9,3%
AKA, sapaan akrab Cawagub dari Calon Gubernur Ahmad Ali itu mengutip istilah yang dipilih presiden terpilih Prabowo Subianto dalam bukunya 'Paradoks Indonesia'.
Buku tersebut berisi pandangan strategis Prabowo soal paradoks Indonesia yang kaya raya, tapi masih banyak rakyat yang hidup miskin.
"Pertumbuhan ekonomi Sulteng itu 10 persen, tapi di sisi yang lain pertumbuhan kemiskinan kita 11 persen. Ini kalau mengutip Pak Prabowo ada paradoks Sulawesi Tengah, gimana itu pak?" tanya Abdul Karim kepada Cudy, Rabu (16/10).
Pertanyaan AKA itu, ditambah oleh Ahmad Ali. Menurut Ahmad Ali secara teori ekonomi, ketika pertumbuhan naik, maka kemiskinan harus turun.
"Artinya ada yang salah dari tata kelola pembangunan di Sulteng, Bagaimana solusi pertumbuhan inklusif, sehingga semua bisa dirasakan masyarakat Sulteng?" tambah Ahmad Ali ke Cudy.
Jawaban Rusdy Mastura
Menjawab dua pertanyaan tersebut, Cudy langsung berdalih bahwa Ahmad Ali dan AKA salah data. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Sulteng 11,71 persen.
“Jadi saya minta data-data yang jelas sehingga saya bisa jawab lebih jelas, kalau pertanyaan salah gimana saya jawab?" dalih Cudy.
Tanpa menjawab dan beri solusi, Cudy hanya mengatakan stimulus dan mengubah mindset Sulteng. Ia pun menyinggung banyak orang China yang bisa kaya dengan cepat.
Menurut Cudy, bukan cuma program kemiskinan, tapi mental attitude di Sulteng harus diubah.Menanggapi jawaban Cudy, Ahmad Ali langsung menggarisbawahi teori ekonomi yang ideal yang akan diterapkan pada pertumbuhan ekonomi demi menekan angka kemiskinan di Sulteng.
Ia pun menekankan ke depan seharusnya basis pertanian yang digeluti oleh lebih 40 persen warga Sulteng harus diprioritaskan.
"Ada 40 persen lebih warga Sulteng kerja di bidang pertanian, ketika itu tersentuh program pembangunan manusia akan berjalan baik," jawab Ahmad Ali.
Fakta dan Data
Ahmad Ali juga menyinggung soal faktor kenapa paradoks yang sempat disinggung AKA soal pertumbuhan dan kemiskinan di Sulteng bisa muncul. Ia pun menyindir soal ketimpangan sektor pertambangan di Sulteng.
"Hari ini kenapa paradoks pertumbuhan Sulteng muncul? Karena kita bertumpu pada satu sektor, yaitu sektor pertambangan yang cuma dinikmati oleh warga kabupaten tertentu saja," kata Ahmad Ali.
Bagaimana fakta pertumbuhan ekonomi dan angka kemiskinan di Sulteng?
Mengutip situs resmi, Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kanwil DJPb Provinsi Sulteng, pertumbuhan ekonomi selama kuartal I tahun 2024 di Sulawesi Tengah tumbuh sebesar 10,49 persen.
Data itu dirilis resmi oleh Kanwil DJPb Sulteng pada 31 Juli 2024.Sementara itu, untuk angka kemiskinan di Sulteng, mengutip dari situs BPS Provinsi Sulteng, persentase penduduk miskin di Sulteng pada pada Maret 2024 sebesar 11,77 persen. Angka kemiskinan di Sulteng ini juga dirilis pada bulan Juli 2024 oleh BPS Sulteng.