Demokrat ingin duetkan JK-AHY, Ketum PPP sebut tak jaminan sukses Pilpres 2019
Ketum PPP sebut wacana yang dilontarkan Demokrat belum jaminan sukses di Pilpres. Selain belum jelasnya peta koalisi Demokrat, ada faktor lain. Yaitu belum ada keinginan JK untuk menjadi capres.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy menanggapi santai wacana Partai Demokrat yang akan menyandingkan menduetkan mantan Ketum Golkar Jusuf Kalla dengan Ketua Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Menurut Romi wacana tersebut tidak punya jaminan sukses bakal sukses di Pilpres 2019.
"Jadi saya bisa mengatakan bahwa wacana dikembangkan oleh Demokrat sama sekali tidak memiliki prospek untuk 2019 yang akan datang," kata Romi usai menghadiri halal bihalal, tasyakur ulang tahun ke-65 ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (3/7) malam.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
Dia juga mengingatkan Demokrat. Sebelum berbicara nama calon yang akan diusung, seharusnya lebih dulu memastikan rekan koalisi. Sejauh ini, selain Demokrat ada tiga partai yang belum menentukan sikap politiknya yakni PAN, PKB, dan PAN. Romi melihat tiga partai itu belum menunjukkan keinginan bergabung dengan Demokrat.
"Sejauh ini saya tidak melihat satu sinyal bahwa PKB, PAN, dan Demokrat akan bergabung satu berkoalisi. Jadi saya bisa mengatakan bahwa wacana dikembangkan oleh Demokrat sama sekali tidak memiliki prospek untuk 2019 yang akan datang," ungkap Romi.
Selain belum jelasnya peta koalisi Demokrat, ada faktor lain. Yaitu belum ada keinginan JK untuk menjadi capres.
"Yang kedua juga saya belum pernah mendengar sering bertemu semenjak bertemu Pak Jk berkeinginan untuk menjadi jadi calon presiden. Belum pernah," tegas Romi.
Dalam dua hari terakhir beredar gambar poster duet Jusuf Kalla (JK) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dikaitkan dengan isu Pilpres 2019. Gambar ini diedarkan elite Partai Demokrat. Kemunculan poster itu dikaitkan dengan silaturahmi JK ke kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Muncul spekulasi silaturahmi itu bagian dari agenda politik.
Imelda menyampaikan, pertemuan JK dan SBY beberapa waktu lalu merupakan silaturahmi biasa. Namun banyak yang mengasumsikan pertemuan itu upaya menjodohkan JK dengan AHY sebagai pasangan capres dan cawapres.
Imelda menjelaskan, wacana duet JK-AHY telah lama didengungkan kader Demokrat. Pada akhir Juni lalu ada pertemuan kader Demokrat dan dilakukan polling para pengurus inti. Hasil polling menunjukkan jika ada tiga koalisi, mereka memilih bergabung dengan koalisi ketiga atau poros ketiga.
"Dan kebanyakan mereka menuliskan nama JK-AHY dan ini bukan keputusan majelis tinggi partai. Keputusan majelis tinggi partai akan disampaikan menjelang pendaftaran Pilpres Agustus nanti," jelasnya.
Menurutnya, perpaduan JK-AHY sangat ideal. JK dinilai multitalenta dan berhasil menjadi wapres SBY selama lima tahun. Keduanya berhasil mengatasi konflik di tahun 2003 2004, bersama-sama rekonsiliasi Aceh. Sedangkan AHY memiliki pengetahuan bidang militer dan administrasi serta memiliki konsentrasi di bidang ekonomi kreatif untuk mencuri perhatian kaum milenial atau pemilih pemula.
"Hasil survei sampai saat ini untuk cawapres, Mas Agus tertinggi. Hampir di seluruh survei Mas Agus yang tertinggi," katanya.
Baca juga:
Helmy Faishal: Kiai dan ulama meminta agar kader NU jadi pendamping Jokowi
Duet JK-AHY sulit terwujud, PPP yakin Pilpres 2019 hanya diikuti 2 paslon
Dedi Mulyadi: Pendamping Jokowi harus dari Golkar
Gerindra yakin PKS tetap di koalisi usung Prabowo sebagai capres
PPP nilai ada peluang Demokrat, PKB & PAN bergabung dukung Jokowi di 2019