Dihantam berbagai isu, kenapa Ahok masih perkasa?
Hasil hitung cepat berbagai lembaga survei menempatkan pasangan Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat di posisi teratas pemilihan gubernur DKI. Tiga kali debat terbuka dinilai mempengaruhi pandangan para pemilih.
Hasil hitung cepat berbagai lembaga survei menempatkan pasangan Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat di posisi teratas pemilihan gubernur DKI. Tiga kali debat terbuka dinilai mempengaruhi pandangan para pemilih.
"Ketika ada debat Ahok tunjukan bukti gampang diraba dan dinalar oleh publik. Itu sangat berpengaruh," kata pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto kepada merdeka.com, Rabu (15/2) malam.
Sebelum pencoblosan trend suara pasangan nomor urut dua itu mengalami penurunan. Terlebih ketika kasus penistaan agama mencuat, penolakan Ahok kembali pimpin DKI masif terjadi.
Dia juga menilai karakteristik pemilih di ibu kota sangat rasional. Meski secara sosiologis diakui Gun Gun, masih ada yang mempertimbangkan calon secara agama dan suku.
"Karakteristik pemilih DKI sudah mengarah ke pertimbangan rasional," ungkap Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute (Policy) itu.
Menurut Gun Gun, dalam rentan waktu September sampai Desember, isu yang menghantam sampai ada gerakan massa begitu berdampak pada elektabilitas Ahok. Namun, strategi calon petahana itu cukup cemerlang menemui berbagai pihak sehingga bisa mendongkrak suaranya.
"Kemudian seberapa besar penetrasi ke basis rasional. Lalu Januari sama seperti Anies, ada peningkatan. Sebenarnya tak mengejutkan maju ke putaran kedua," jelasnya.
Untuk suara Agus yang jeblok, Direktur Lembaga Riset Voxpol Centre, Pangi Syarwi Chaniago menilai penurunan suara Agus-Sylvi karena disebabkan oleh berbagai masalah menyangkut Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Sejak dimulainya proses Pilkada DKI Jakarta ini, SBY seringkali melakukan manuver-manuver. Hal ini bisa jadi membuat tren Agus-Sylvi menurun di mata masyarakat," katanya usai menggelar quick count di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (15/2).
Dia menambahkan, selain manuver tersebut, kasus SBY dengan Antasari Azhar juga dinilai menjadi faktor lain turunnya perolehan pasangan calon nomor urut tiga. "Kasus SBY dengan Antasari juga bisa menjadi sebab lain," tandasnya.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
Baca juga:
Ahok titip salam buat SBY lewat Sylviana Murni
Poros Cikeas siap koalisi dengan Ahok atau Anies, tapi ini syaratnya
Mulai pekan depan, Ahok akan blusukan tiap hari rabu
Di TPS tempat Sandiaga nyoblos, Ahok-Djarot menang
Sandiaga: Kita harus merajut yang terkoyak, memungut yang tercecer
Ahok optimis menang Pilkada DKI 2017
Di TPS berderet ini penghitungan suara pasangan nomor urut 2 unggul