Dinilai tak fokus urus Jakarta, Jokowi didesak mundur
"Saya akan bangga kalau Jokowi mundur. Tapi saya bilang pengecut kalau dia enggak mundur," ujar Agus.
Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menyarankan agar Jokowi mundur dari jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta. Jika masih menjabat sebagai gubernur, Jokowi dinilai tidak fokus.
"Karena apa yang saya harapkan kalau calon presiden saya enggak tegas? Sama saja kayak SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono). Saya akan bangga kalau Jokowi mundur. Tapi saya bilang pengecut kalau dia enggak mundur," ujar Agus yang dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (16/4).
Agus menegaskan, permintaan mundur tersebut dilakukan apabila Jokowi telah resmi didaftarkan PDI Perjuangan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai calon presiden. Setelah didaftarkan, Jokowi bisa mengalihkan kepemimpinan DKI kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Supaya tegas. Langsung Ahok jadi gubernur. Dia (Jokowi) harus segera mundur. Supaya jelas," kata dia.
Agus mengakui dalam aturan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) dituliskan kepala daerah tidak diwajibkan untuk mundur apabila ingin menjadi calon presiden. Aturan tersebut memperbolehkan Jokowi hanya mengajukan cuti untuk kampanye.
"Kalau cuti lagi bisa dipakai tapi enggak cukup. Dia perlu masa cuti banyak sampai Juni. Daripada enggak kerja, harus segera mundur. Supaya tegas," katanya.
Saat ini Jokowi mempunyai dua tugas yaitu mengurus Jakarta dan mendulang suara untuk mempermulus jalannya menjadi presiden. "Dari dulu saya kurang setuju Jokowi nyapres. Betul tinggalin Jakarta kan. Terbukti. Tidak bisa lagi diapa-apain. Apapun alasannya sudah pasti mengganggu efektivitasnya sebagai gubernur. Risiko buat Jakarta," tegasnya.