Dituding membangkang imam, PKS sebut belum waktunya salat
Ketua Umum PPP Suryadharma Ali mengibaratkan PKS seperti seorang makmum yang tidak taat kepada imam SBY.
Sikap keras PKS yang menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), menuai protes keras dari partai koalisi pendukung pemerintah. PKS dinilai membangkang kepada Sekretariat Gabungan (Setgab) yang setuju kenaikan BBM.
Teranyar, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali mengibaratkan PKS seperti seorang makmum yang tidak taat oleh imamnya, yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku ketua Setgab. Terlebih, PKS adalah partai yang berideologi Islam.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) PKS Mahfudz Siddiq mengungkapkan, sikap PKS sampai saat ini tetap dalam posisi menolak kenaikan harga BBM. Dia menilai, kebijakan kenaikan harga BBM dirasa belum tepat waktu.
"Imamnya kan belum mulai salat. Cuma makmumnya ngasih tahu belum waktunya salat sekarang," jelas Mahfudz dalam pesan singkat, Rabu (12/6).
Ketua Komisi I DPR ini menuturkan, sikap menolak kenaikan BBM ini pun diperkuat dengan pernyataan Gubernur BI yang menyebut jika kenaikan BBM belum tepat dilakukan saat ini.
"Ya. Waktunya juga enggak tepat seperti pernyataan Gubernur BI," imbuhnya.
Selain itu, kata dia, penolakan ini juga telah disepakati oleh elite PKS termasuk Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin. Hal ini sekaligus membantah berita bahwa Hilmi tak setuju dengan sikap PKS, menolak kenaikan BBM dan sepakat dengan Presiden SBY.
"Setahu saya enggak (setuju kenaikan BBM. Ya (Hilmi menolak kenaikan BBM)," tandasnya.