Djarot PDIP: Kita Hadapi Prabowo-Gibran
PDIP percaya pada integritas Majelis Kehormatan Mahmakah Konstitusi (MKMK) untuk benar-benar obyektif dan mengedepankan sikap kenegarawanan.
Djarot mengajak semua kader dan parpol pengusung bergerak memenangkan pasangan Ganjar-Mahfud.
Djarot PDIP: Kita Hadapi Prabowo-Gibran
Sindiran Djarot PDIP: Cinta Keponakan, lalu MK Dikebiri dan Demokrasi pun Mati
PDI Perjuangan mengajak seluruh parpol pengusung, relawan, dan simpatisan pasangan bakal capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud Md untuk bergerak semakin masif menggalang kekuatan.
Hal ini diperlukan agar Indonesia dipimpin oleh pemimpin visioner dan mampu menciptakan keadilan bagi semua orang, bukan hanya bagi segelintir atau keluarga tertentu.
- Anies Baswedan: Sudah Saatnya KPK Dipimpin Orang Berintegritas
- PDIP Tantang Usut Kebenaran Pakta Integritas Pj Bupati Sorong Dukung Ganjar
- Beredar Pakta Integritas Pj Bupati Sorong Dukung Ganjar, Relawan Gibran Minta Diusut Tuntas
- Mahfud Hadiri Deklarasi Nasional Laju Indonesia, Tandatangani Panca Dharma GAMA
“Kemenangan dimulai dari rakyat fokus bergerak di akar rumput. Sebab rakyat semakin cerdas di dalam melihat rekayasa hukum yang terjadi di MK (Mahkamah Konstitusi). Rakyat bereaksi keras atas mobilisasi aparat dengan melakukan penurunan bendera, baliho, dan berbagai atribut dukungan terhadap Ganjar-Mahfud Md,”
kata Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat dalam keterangannya, Sabtu (4/11).
Djarot juga mengajak semua kader dan parpol pengusung untuk terus bergerak memenangkan pasangan Ganjar-Mahfud dan mengalahkan duet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Terus bergerak, Ganjar-Mahfud Md pastikan akan terus perkuat demokrasi. Bersama kita hadapi Prabowo-Gibran sebagai cerminkan Neo-Orde Baru Masa Kini,”
tegas dia.
Menurut Djarot, tidak ada tempat di Indonesia bagi pihak yang berambisi untuk kekuasaan.
“(Karena) cinta terhadap keponakan, lalu MK dikebiri, dan demokrasi pun mati. Kini kekuatan moral lahir kembali. Inilah fondasi terpenting Ganjar-Mahfud MD, kokoh pada moral kebenaran dan berdedikasi total pada rakyat, bangsa, dan negara, bukan pada keluarga,” ujar dia.
“Kuatnya gerakan dari para budayawan, cendekiawan, kelompok pro demokrasi, para ahli hukum tata negara hingga pergerakan tokoh-tokoh berintegritas tinggi dari berbagai perguruan tinggi menjadi kekuatan moral yang sangat dahsyat di dalam meluruskan jalannya demokrasi,” imbuh Djarot.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Puan Maharani menyentil kondisi pemerintahan saat ini dengan menggunakan istilah Orde Baru (Orba) Reborn. Sentilan Puan ini disampaikan di hadapan para relawan tim pemenangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Surabaya, Sabtu (4/11).
Istilah Orba Reborn ini diungkapkan Puan saat memberikan sambutan dihadapan para relawan Ganjar-Mahfud se Jatim di Surabaya.Awalnya, Puan bercerita soal beratnya perjuangan Megawati Soekarno Putri berhadapan dengan Orde Baru sebutan untuk masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Namun, tiba-tiba ia menyebut perjuangan dirinya saat ini sama beratnya dengan yang perjuangan Mega melawan Orde Baru.
Cerita Megawati
"Dulu mama (sebutan untuk Megawati) itu, ini cerita sedikit, kamu sekarang enak, kemana-mana liat ini nanti kantor yang akan kamu resmikan itu bagus. Dulu (kantor PDI P) Pandegiling uwel-uwelan gak karuan. Coba sekarang sudah enggak, jadi apa yang kamu perjuangkan itu sudah lebih baik dengan mama, walaupun perjuangannya itu sama beratnya dengan yang mama lakukan dulu. Betul, lalu bilang, ini Orde baru reborn...waahh, kalimate iku loh milenial," katanya.
Oleh karenanya, ia pun meminta pada para relawan agar bekerja keras memenangkan pasangan yang diusung oleh PDI P. "Semoga bisa lebih baik lagi, pemerintahan mendatang, lebih unggul dari yang sekarang," ujarnya.