DPR: Siapa Sangka Rokok dapat Melalap Habis Gedung Kejagung
Adies mengatakan, kasus ini memberikan pembelajaran bahwa harus menjalankan standar operasional prosedur dalam bekerja. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Adies Kadir mengapresiasi Bareskrim Polri yang berhasil mengungkap kasus kebakaran gedung utama Kejaksaan Agung dengan cepat dan cermat. Dengan memeriksa 131 orang dan pemeriksaan di TKP, polisi berhasil mengungkap kebakaran tersebut karena kelalaian beberapa pekerja.
"Saya memberikan apresiasi kepada Bareskrim Polri, khususnya Dirtipidum Bareskrim yang telah berhasil mengungkap kasus ini dengan cepat dan cermat serta penuh kehati-hatian," kata Adies kepada wartawan, Sabtu (24/10).
-
Apa yang di Apresiasi Komisi III dari Jaksa Agung? Komisi III mengapresiasi sikap tegas Jaksa Agung dalam menghadapi oknum Kajari yang ditangkap oleh KPK. Semuanya berlangsung cepat, transparan, tidak gaduh, dan tidak ada upaya beking-membeking sama sekali, luar biasa. Memang harus seperti ini untuk jaga marwah institusi dan kepercayaan masyarakat.
-
Kenapa Komisi III DPR menolak semua calon hakim agung yang diusulkan KY? Fraksi-fraksi di parlemen menyatakan ada kesalahan mekanisme seleksi karena KY meloloskan calon yang tidak memenuhi syarat."Ada beberapa hal yang kami tangkap alasan penolakan semua calon hakim agung yang disampaikan oleh KY kepada DPR: ada isu calon hakim agung tidak memenuhi syarat tiga tahun sebagai hakim tinggi, ada juga isu bahwa calon hakim agung tidak memenuhi syarat 20 tahun sebagai hakim," ucap Anggota KY Sukma Violetta pada konferensi pers itu.
-
Apa pencapaian Kejagung yang membuat Komisi III DPR memberikan apresiasi? “Komisi III memberi apresiasi luar biasa kepada Kejagung, khususnya saat di bawah kepemimpinan Jaksa Agung ST Burhanuddin ini. Bahkan hasil kepuasan tertinggi ini tidak hanya baru sekali ini saja, tapi juga terjadi pada hasil survei-survei sebelumnya." |Konsistensi inilah yang kadang sangat sulit kita jaga, makanya pencapaian ini harus menjadi contoh bagi lembaga penegak hukum yang lain,” ujar Sahroni dalam keterangan (2/9).
-
Siapa yang menjabat di Komisi IX DPR RI? Kris Dayanti, saat menjadi anggota DPR RI, menjabat di Komisi IX yang mengurusi kesehatan, tenaga kerja, dan kependudukan.
-
Kenapa DPR mengapresiasi kinerja Kejaksaan Agung? Kasus kakap yang telah diungkap pun nggak main-main, luar biasa, berani tangkap sana-sini. Mulai dari Asabri, Duta Palma, hingga yang baru-baru ini soal korupsi timah.
-
Apa yang dikerjakan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mendapat pujian dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni? “Sebagai mitra kerja kepolisian, Komisi III bangga sekali dengan kinerja Polri di bawah kepemimpinan Pak Kapolri Listyo Sigit. Polri tak hanya menjadi lebih humanis, tapi juga jadi jauh lebih inklusif. Kita bisa sebut semuanya, mulai dari kesetaraan gender, kesetaraan akses masuk tanpa pungli, dan kini pemberian kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengabdi. Terobosan yang luar biasa,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Selasa (27/2).
Adies mengatakan, kasus ini memberikan pembelajaran bahwa harus menjalankan standar operasional prosedur dalam bekerja. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Siapa menyangka cuma gara-gara kelalaian saja, sehingga puntung rokok dapat melalap habis gedung Kejagung yang sangat besar," ujar politikus Golkar ini.
Adis mendorong pejabat terkait harus bertanggungjawab atas peristiwa tersebut. Tidak bisa yang ditetapkan tersangka hanya bawahan.
"Tidak bisa hanya bawahan, karena semua yang terkait dan yang mempunyai tanggung jawab, harus merasakan hukuman akibat kelalaian yang mengakibatkan terbakarnya gedung itu," kata dia.
"Bagaimana pembersih yang tidak berizin bisa beredar di gedung-gedung pemerintah?, semua kan sudah ada anggarannya, jadi pergunakan anggaran itu untuk membeli barang barang yang berkualitas baik," jelasnya.
Adies mendorong semua kementerian lembaga untuk cermat dan teliti mengelola anggaran. Berkaca pada pengalaman terbakarnya gedung Kejagung.
"Saya harap ada perbaikan di seluruh jajaran Pemerintahan, baik itu eksekutif, legislatif dan yudikatif, agar betul-betul cermat dan teliti dalam mengelola anggaran dan memilih semua material kebutuhan di Instansi nya masing-masing," pungkasnya.
Diberitakan, Bareskrim Polri memastikan kasus kebakaran Gedung Utama Kejaksaan Agung karena kelalaian. Dalam insiden tersebut, sebanyak delapan orang ditetapkan sebagai tersangka.
Empat dari delapan tersangka adalah pekerja bangunan yakni T, H, S dan K. Kemudian tukang wallpaper inisial IS dan mandor inisial UAN.
Sisanya adalah Direktur Utama PT ARM inisial R dan PPK (pejabat pembuat komitmen) dari Kejaksaan Agung inisial NH.
"Dari fakta yang kami kumpulkan bahwa kebakaran Gedung Kejaksaan Agung karena kelalaian orang yang bekerja dan kelalaian dalam memilih bahan bahan yang mudah terbakar," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Ferdy Sambo, Jumat (23/10).
Sambo coba mengurai penyelidikan yang dilakukan kepolisian untuk mencari sumber api. Berdasarkan keterangan saksi, katanya, asal mula api dari Aula Biro Kepegawaian di lantai 6.
"Ada 64 saksi yang diperiksa proses penyelidikan ini. Bisa disimpulkan lah bahwa asal api berasal dari lantai 6 Biro Kepegawaian," kata dia.
Saat proses pengerjaan di gedung lantai 6 tersebut lima tukang bekerja sambil merokok. Padahal di lokasi, banyak sekali bahan-bahan mudah terbakar seperti tiner dan lem aibon.
"Sehingga kesimpulan penyidik bahwa penyebab awal kebakaran di lantai 6 aula kepegawaian adalah karena kelalaian dari lima tukang yang bekerja di aula lantai 6 tersebut," ujar dia.
Baca juga:
Kebakaran Kejagung Berasal dari Rokok, Polri Pastikan 'Penyidik Tak Mengada-Ada'
Kompolnas Harap Polri Tetap Profesional Usai Penetapan 8 Tersangka Kebakaran Kejagung
Jejak Bara Rokok dan Penyelidikan Panjang Kebakaran Gedung Kejagung
Begini Penelusuran Puslabfor Cari Bahan buat Api Cepat Menjalar Hanguskan Kejagung
Polri Ungkap Kebakaran Gedung Kejagung: CCTV Sangat Minim, Semua Hangus Terbakar