Elektabilitasnya Mulai Mengejar Ridwan Kamil, Ini Respons Dedi Mulyadi
Elektabilitas Dedi Mulyadi mengalami peningkatan sebagai figur yang dikabarkan maju dalam Pilgub Jabar.
Elektabilitas Dedi Mulyadi mengalami peningkatan sebagai figur yang dikabarkan maju dalam Pilgub Jabar.
- Elektabilitas Dipepet Pramono-Rano Karno, Ridwan Kamil: Survei Bukan Penentu Takdir
- Dedi Mulyadi Dinilai Figur Tepat Bawa Jabar jadi Lokomotif Ekonomi RI
- Golkar Siapkan Pendamping Ridwan Kamil di Pilkada Jabar, Ada Ono Surono hingga Desy Ratnasari
- Burhanuddin Muhtadi Sebut Ridwan Kamil Tidak Terlalu Dominan Lawan Demul di Jabar, Begini Analisanya
Elektabilitasnya Mulai Mengejar Ridwan Kamil, Ini Respons Dedi Mulyadi
Elektabilitas Dedi Mulyadi mengalami peningkatan sebagai figur yang dikabarkan maju dalam Pilgub Jabar. Raihannya bahkan sudah mendekati Ridwan Kamil dengan status petahana.
Survei terbaru dirilis oleh Indikator Politik Indonesia. Mereka melakukan simulasi top of mind, yakni survei tanpa menyodorkan nama calon gubernur. Lalu, ada pula simulasi semi terbuka, yakni survei dengan menyodorkan sejumlah nama.
Hasilnya, dalam simulasi top of mind, Ridwan Kamil mendapatkan 16 persen. Lalu Dedi Mulyadi mendapatkan 11,2 persen. Sedangkan dalam simulasi semi terbuka, Ridwan Kamil mendapatkan 36, 8 persen, Dedi Mulyadi sebesar 31, 9 persen.
Nama lain yang muncul adalah Komeng (5,6 persen), Dede Yusuf (3,0 persen), Ahmad syaikhu (2,8 persen), Atalia Praratya (1,4 persen) dan Bima Arya (1,4 persen).
Survei dilakukan pada 20-27 Juni 2024 dengan melibatkan 1.214 responden berusia di atas 17 tahun melalui metode double sampling dengan Margin of error diperkirakan 2,8 Persen pada tingkat kepercayaan 98 persen.
Menanggapi hal itu, Dedi Mulyadi enggan menilai adanya persaingan ketat dengan Ridwan Kamil. Menurut politisi Partai Gerindra itu, pencalonan belum dipastikan dan perhelatan politik belum dimulai.
“Menurut saya tidak ada kalimat sengit. Sengit itu hanya ada pada sebuah pertarungan, main bola sengit, ini kan main bolanya belum, pilkadanya belum, jadi tidak ada yang sengit,” jelas dia di Bandung, Selasa (9/7).
Hanya saja, ia mengakui kerap mengikuti hasil survei dari berbagai Lembaga. Hasilnya, elektabilitasnya terus mengalami peningkatan. Dari semula 10 persen hingga saat ini berada di kisaran 30-an persen.
Peningkatan elektabilitas itu ia maknai adanya peningkatan harapan publik terhadap dirinya. Semua itu diklaim tidak terlepas dari aktivitas sosialnya yang konsisten dilakukan selama bertahun-tahun dan dipublikasikan melalui kanal media sosial.
Selain kegiatan sosial, pria yang akrab disapa KDM ini pun kerap mendatangi berbagai undangan dari warga di berbagai wilayah dan berusaha memberikan solusi permasalahan yang mereka alami.
“Ada tren elektabilitas yang saya alami dari waktu ke waktu. Itu kan menunjukan adanya harapan publik,” ucap mantan Bupati Purwakarta itu. “Ini lmungkin lahir dari berbagai aktivitas sosial yang konsisten saya lakukan,” tambah dia.
“Hatur nuhun lah. Dan bagi saya dapet 31 persen ya alhamdulillah. Segitu aja udah uyuhan. Saya kan bukan anggota DPR hari ini, bukan komisaris, hanya seorang warga biasa yang ingin memberikan kontribusi kepada kehidupan sosial Masyarakat,” ucap dia.
“Ya mau (beda) lima persen (dengan Ridwan Kamil), atau 11 persen bagi kita itu tidak begitu penting. Yang penting itu adalah harapan rakyat yang terus bertambah kan gitu,” tegas Dedi.
Tak Mau Pusing dengan Nasib Ridwan Kamil
Ridwan Kamil masih menanti tugas dari Partai Golkar apakah maju di Pilgub Jabar atau DKI Jakarta. Pihak Golkar ingin suami Atalia Praratya itu kembali maju di Pilgub Jabar. Namun, Partai Gerindra yang merupakan rekan di Koalisi Indonesia Maju (KIM) memintanya maju di Pilkada DKI Jakarta.
Ditanya soal itu, Dedi Mulyadi enggan menanggapi terlalu jauh. Saat ini dirinya dalam mode siap menjalankan perintah dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Ia juga belum mau berkomentar mengenai potensi dipasangkan dengan Bima Arya dalam Pilgub Jabar seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan.
“Kita tidak akan mau membicarakan pihak lain,” ucap dia.
“Kita menghormati berbagai pernyataan pimpinan partai dan tentu seluruh pernyataan itu harus dibicarakan di Koalisi Indonesia Maju dan harus diputuskan, sebagai prajurit dari Gerindra saya akan patuh apa yang menjadi keputusan pak Prabowo Subianto,” pungkasnya.