Elektabilitasnya stagnan, Ahok minta tim pemenangan kerja keras
Elektabilitasnya stagnan, Ahok minta tim pemenangan kerja keras. Ahok hanya tertawa saat mengetahui salah satu penyebab elektabilitasnya stagnan karena program penertiban hunian warga miskin. Dia bertanya bagaimana cara melakukan normalisasi sungai tanpa merelokasi warga yang tinggal di atas tanah negara.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebut elektabilitas dan popularitas pasangan incumben, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, kian menurun sejak Maret lalu. Jika sebelum-sebelumnya tak peduli dengan survei, kali ini Ahok, sapaan Basuki, menjadi hasil penelitian itu sebagai bahan koreksi.
Menurutnya, hasil itu setidaknya menjadi bahan untuk tim pemenangannya bekerja lebih keras.
"Artinya tim harus kerja keras, bagus itu kan. Jadi saya katakan enggak perlu bayar lembaga survei enak ya enggak numpang aja gitu kan," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (5/10).
Ahok hanya tertawa saat mengetahui salah satu penyebab elektabilitasnya stagnan karena program penertiban hunian warga miskin. Dia bahkan bertanya bagaimana cara melakukan normalisasi sungai tanpa merelokasi warga yang tinggal di atas tanah negara.
"Sekarang kan saya udah bilang, saya disumpah kan untuk merapikan Jakarta kamu minta saya ngerapiin Jakarta. Kasih tahu saja caranya gimana sih kalau orang udah uruk sungai dari 60 meter jadi 20 meter dan bikin rumah, caranya gimana?" terangnya.
Menurutnya, salah satu cara yang paling tepat adalah merelokasi warga bantaran ke rumah susun sewa. Toh, katanya, relokasi sebenarnya tidak akan dilakukan mereka memiliki tempat tinggal yang layak.
"Kalau kamu bilang budaya, kamu lihat dong foto-foto tahun 1960-an, di China atau Eropa, di Belanda saja tahun 1960-an masih jorok danaunya. Masa kamu mau mengklaim sungai yang jorok yang diokupasi rumah-rumah enggak sehat itu, itulah budaya DKI. Ada enggak yang berani ngomong begitu? Enggak kan," tegas Ahok.
Baca juga:
Demokrat tegaskan sanksi buat Ruhut Sitompul segera keluar
SBY beri arahan agar kader-relawan kompak menangkan Agus-Sylvi
Tak masuk tim pemenangan, Teman Ahok cuma diminta jual merchandise
Tak jamin bebas penggusuran, begini cara Agus-Sylvi saat pimpin DKI
Ahok mengaku tidak cawe-cawe masuknya Ruhut dalam tim pemenangan
Ahok lebih pilih Maia jadi jubir dibanding Sophia Latjuba
Tumbangkan Ahok, Agus-Sylvi sasar pemuda dan ibu-ibu
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.