Emak-emak Protes Dapat Rp10 Ribu Hadiri Kampanye Ganjar, PDIP: Kita Tak Mau Hadirkan Peserta Bayaran
DPD PDIP Sulawesi Selatan menegaskan tidak pernah menjanjikan sesuatu bagi masyarakat untuk hadir di kampanye akbar Ganjar-Mahfud.
DPD PDIP Sulawesi Selatan menegaskan tidak pernah menjanjikan sesuatu bagi masyarakat untuk hadir di kampanye akbar Ganjar-Mahfud.
Emak-emak Protes Dapat Rp10 Ribu Hadiri Kampanye Ganjar, PDIP: Kita Tak Mau Hadirkan Peserta Bayaran
DPD PDIP Sulawesi Selatan menegaskan tidak pernah menjanjikan sesuatu bagi masyarakat untuk hadir di kampanye akbar Ganjar-Mahfud.
- VIDEO: Pelantikan Prabowo-Gibran Kehadiran Anies Baswedan Jadi Sorotan, Titiek Soeharto Tampil Anggun
- VIDEO: Ngegas di DPR, Politisi PDIP Bongkar Kasus Hakim Bermasalah Malah Promosi Naik Jabatan
- VIDEO: Alasan Keras PDIP Dulu Dukung Tapera Kini Tolak Iuran
- VIDEO: Ketua KPU Kesal Saksi PKB Tak Gamblang Bicara Kecurangan: Jangan Kayak Dongeng!
PDIP merespons heboh video emak-emaik protes hanya mendapatkan Rp10 ribu saat kampanye akbar di Upperhills Convention Hall Makassar, Selasa (30/1) kemarin.
"Kami di tim Ganjar baik pemenangan daerah maupun partai pengusung itu tidak pernah menjanjikan sesuatu. Bahkan yang kemarin hadir di Upperhills merupakan kader dan relawan," ujar Wakil Ketua PDIP Sulsel Iqbal Arifin kepada wartawan di Kopizone Makassar, Rabu (31/1).
"Kita hanya menyediakan ke mereka pengganti transport itu dalam bentuk bensin atau dalam bentuk voucher. Cuma memang voucher ini tidak diperoleh semua SPBU sehingga tidak bisa dicover," bebernya.
Dia menegaskan kampanye akbar Ganjar digelar di Upperhills Convention Hall untuk edukasi demokrasi. Kampanye akbar Ganjar tidak hanya sekadar menghadirkan massa saja, tetapi bagaimana mengajarkan pendukung untuk simulasi memilih.
"Kita menganggap kampanye ini di Upperhills menjelaskan kepada pemilih bahwa cara yang memilih seperti apa. Jadi ada kemarin simulasi pemilihan," tuturnya.
Dia menduga sosok perempuan yang ada di dalam video tersebut terlambat, sehingga tidak mendapatkan informasi akurat dari koordinator relawannya.
"Kita tahu yang hadir ini siapa karena ada koordinatornya. Ini sebenarnya yang kita sampaikan, jangan sampai hal seperti ini bisa merusak Sulsel. Makassar menjadikan wilayah ini kampanye damai bermartabat yang sesungguhnya memberikan edukasi kepada masyarakat,"
tegasnya.
merdeka.com
Juru bicara TPD Ganjar-Mahfud Sulsel ini juga menyoroti perkataan perempuan dalam video tersebut. Apalagi, perempuan tersebut membandingkan uang yang diterima saat menghadiri kegiatan Prabowo Subianto.
"Untuk yang memviralkan, kita enggak ngerti ini siapa dia. Karena kita lihat juga di (video) viralnya, dia menyebut waktu ketika Prabowo (mendapatkan uang) Rp50 ribu. Berarti ini apa, ini dia membandingkan bahkan kalau ya kita pakai logika sederhana kalau ada kekecewaan,"
tegasnya.
Meski demikian, Iqbal enggan menuding sosok perempuan dalam video tersebut merupakan susupan.
Pasalnya, TPD enggan menghadirkan massa bayaran, tetapi benar-benar relawan.
"Kita memang tidak mau menghadirkan peserta kampanye bayaran," tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Sulawesi Selatan (Sulsel) dr Udhin Sahaputra Malik menjelaskan panitia kampanye tidak menyediakan uang transpor.
"Beberapa hari sebelum hari H, kita sudah melakukan serangkaian rapat dengan korlap-korlap relawan resmi yang terdaftar di TPD. Kita jelaskan bahwa kita tidak ada dana untuk uang transport," ujarnya melalui pesan WhatsApp, Selasa (30/1)
Meski tidak menyediakan uang transpor, kata Udhin, panitia menyiapkan voucher bensin 2 liter per motor. Karena jumlahnya yang butuhkan banyak, SPBU tidak mampu mencetak voucher bensin dalam dua hari.
"Akhirnya panitia memutuskan untuk membagikan voucher tersebut dalam bentuk uang dengan hitungan 1 motor sama 2 orang. Kordinator relawan yang resmi di TPD pun setuju dengan hal tersebut," bebernya.
Saat waktu kampanye tiba, kata Udhin, ternyata jumlah relawan yang datang bertambah banyak. Hal tersebut yang membuat keputusan yang diambil sebelumnya tidak diketahui.
"Pas hari H, ternyata banyak "relawan" yang berdatangan tanpa mengetahui perihal tersebut. Inilah yang kemudian di lapangan juga tidak terkomunikasikan ke anggota-anggota yang mereka bawa," kata Udhin.
Menantu Wali Kota Makassar ini juga menjelaskan soal konsumsi yang dikeluhkan dalam video tersebut. Udhin mengaku panitia menyediakan setidak 7500 pcs nasi dos.
"Di lapangan, terdata yang hadir sekitar 5000 orang. Kenapa ada yang tidak kebagian, karena massa mendorong dan memaksa mengambil langsung kantong per kantong. Sehingga ada yang kebagian ada tidak dapat," ungkapnya.
Meski kecewa dengan video tersebut, Udhin mengaku bersyukur masih banyak warga Makassar yang hadir secara ikhlas untuk bertemu langsung dengan Ganjar Pranowo.
"Kami bersyukur, banyak juga yang hadir dengan tulus dan ikhlas demi bertemu dengan Pak Ganjar," ucapnya.