Fadel takut Golkar pecah jika langsung pilih Ketum baru pengganti Setnov
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto berstatus tersangka kasus korupsi e-KTP. Sejak kemarin malam dia sudah dijebloskan ke rumah tahanan negara Klas I Jakarta Timur cabang KPK.
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto berstatus tersangka kasus korupsi e-KTP. Sejak kemarin malam dia sudah dijebloskan ke rumah tahanan negara Klas I Jakarta Timur cabang KPK.
Melihat situasi ini, politikus senior Golkar Fadel Muhammad mengungkapkan, petinggi partai langsung merapatkan barisan. Rencananya, rapat pleno akan digelar Rabu (22/11), di kediaman Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie.
"Dibahas Rabu. Kita akan konsultasi untuk tentukan sikap," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (20/11).
Menurutnya, ada dua kemungkinan yang akan dibahas dalam rapat pleno. Pertama, akan diputuskan penunjukkan Plt ketum, apakah diserahkan ke pelaksana harian Nurdin Halid atau Sekjen Idrus Marham. Kedua, mempersiapkan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
"Itu akhir tahun atau awal tahun. Makin cepat makin baik," ujar mantan menteri perikanan dan kelautan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Meski begitu, Fadel mengaku khawatir situasi internal Golkar makin berantakan jika langsung dipilih ketua umum secara permanen. Dia mencontohkan rivalitas yang terjadi antara Aburizal Bakrie dengan Agung Laksono.
Saat itu, lanjutnya, terjadi saling klaim, ribut dualisme kepemimpinan partai. Hingga Kementerian Hukum dan HAM mengeluarkan surat. Jika tidak, tutur Fadel, akibatnya terjadi kegagalan untuk ikut pemilu berikutnya.
Untuk itu, Fadel usul untuk sementara posisi Setnov diganti dengan menunjuk pelaksana tugas (Plt). "Kita musti berpikir secara matang, langkah paling aman untuk partai ke depan," tuturnya.
"Saya usul Plt dulu, 2019 sudah terlalu dekat. Nanti konsultasi ke dewan pembina, dewan pakar, dewan kehormatan. Siapa Plt yang bisa diterima semua pihak," tambahnya.
Untuk calonnya, menurut Fadel, kader yang berada dalam struktur partai. "Jangan dari orang luar," tandas mantan gubernur Gorontalo itu.
Sebelumnya, Nurdin Halid mengaku dirinya sebagai ketua harian. Kepengurusan DPP Partai Golkar di bawah penuh kendalinya. Nurdin mengambil alih seluruh tanggung jawab Setnov sebagai pucuk pimpinan.
"Sekarang DPP Partai Golkar dikendalikan oleh ketua harian, sekarang saya ketuanya, jadi kan Novanto sakit secara fisik, maka saya ambil alih, saya yang mengendalikan organisasi," tegas Nurdin saat dihubungi merdeka.com, Minggu (19/11).
Politikus Golkar Indra Bambang Utoyo mengatakan, informasi yang beredar di kalangan internal, Idrus Marham akan didaulat menjadi Plt Ketum Golkar. Sementara posisi Sekjen yang ditinggal Idrus akan diberikan kepada Yahya Zaini.
"Idrus Plt Ketum dan Plt Sekjen Yahya (Zaini)," kata Indra kepada merdeka.com, Minggu (19/11).
Indra pun mengakui AD/ART Golkar tidak mengatur tentang penunjukan Plt secara tegas. Dia pun meminta agar penunjukan itu dilakukan dalam pleno, bukan seenaknya sendiri.
"Makanya kita ingatkan, partai jangan dikelola seperti perusahaan sendiri," jelas Indra.