Ketum Golkar Sebut Pemilu 2024 Adem, Panasnya Hanya di Sosmed
Ketum Golkar Airlangga menilai Pemilu 2024 lebih adem dan damai
Ketum Golkar Sebut Pemilu 2024 Adem, Panasnya Hanya di Sosmed
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi konstelasi Pemilu 2024. Menurutnya, Pemilu kali ini berbeda dari Pemilu 2019. Saat ini situasi politik Indonesia adem dan damai.
"Berbeda dengan Pemilu di 2019 yang lalu, panas sampai menjelang Pemilu panas. Tapi Pemilu kali ini adem, panasnya hanya di sosmed (sosial media), adem di rakyat," kata Airlangga kepada wartawan di Kelurahan Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Minggu (14/1).
Menurutnya, kondisi masyarakat saat ini adem karena banyak program pemerintah yang ditujukan langsung kepada masyarakat.
"Pemerintah menggunakan fiskal APBN untuk menjadi shock absorber terhadap ketidakpastian dunia," bebernya.
Dalam pemaparannya, Airlangga lantas memberikan gambaran kondisi ekonomi secara global. Dia melanjutkan, dunia masih dilanda ketidakpastian geopolitik, perang Ukraina belum selesai, hingga perang Hamas dengan Israel yang berkembang ke Libanon.
"Kemudian kita lihat juga Amerika, Inggris mulai menyerang di laut di dekat Yaman terkait dengan gangguan-gangguan terhadap logistik," jelasnya.
Meski kondisi global tergambar sedemikian rupa, namun, lanjut Airlangga, situasi di Indonesia masih aman dan damai.
Dia juga mencontohkan dengan kesuksesan pemerintah menyelenggarakan KTT G20 di dalam situasi yang tidak pasti.
Indonesia berhasil menyelenggarakan G20 dan dihadiri oleh pemimpin-pemimpin dunia. Serta diakui mengeluarkan deklarasi yang diterima semua pihak.
"Indonesia menjadi tokoh, bapak presiden yang pergi ke Ukraina dan ke Moscow dalam waktu satu Minggu. Dan itu membuka perundingan antara Ukraina, Rusia, dengan PBB dan Turki yang membuka gandum bisa keluar dari Ukraina," tutur Airlangga.
Sehingga secara hubungan internasional, jelas Airlangga, diplomasi Indonesia bukan duduk dan dengar saja.
"Dan keberhasilan itu tidak lepas dari Sherpa-nya. Sherpa G20 adalah kantor Menko. Saya ngomong kantornya bukan sayanya, nah itu terjemahan masing-masing," pungkas Airlangga.