Fadli Zon: Pemilu Kita Belum Jujur dan Adil
Pemilu selama berjalan di Indonesia selalu dipenuhi masalah dan kecurangan. Bahkan kecurangan tersebut sampai yang terjadi secara sistematik, terstruktur dan masif.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon mengakui penyelenggaraan pemilu di Indonesia belum sepenuhnya jujur dan adil (jurdil). Hal itu menanggapi pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Itu kan pendapat pak SBY, sah-sah aja orang berpendapat. Memang pemilu kita belum sepenuhnya jurdil dari pemilu ke pemilu kalau menurut saya," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/9).
-
Mengapa Mahfud MD dikabarkan mundur dari Menko Polhukam? Dia menilai, mundurnya Mahfud dari kabinet lantaran ingin fokus berkampanye dan mengikuti kontestasi di Pilpres 2024.
-
Apa yang dilakukan Mahfud Md selama menjadi Menko Polhukam? Selama menjabat sebagai Menko Polhukam, ada sejumlah gebrakan yang pernah dilakukan oleh Mahfud Md. Salah satunya, Menko Polhukam Mahfud Md membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut kasus Intan Jaya, Papua yang menewaskan empat orang, yakni warga sipil dan pendeta serta dua anggota TNI.
-
Apa pesan Mahfud MD kepada Pangdam, Bupati, dan Wali Kota? Untuk itu Mahfud berpesan kepada Pangdam, Bupati, Wali Kota agar tidak menjemput dan menjamunya setiap ke daerah.
-
Apa yang dilakukan Mahfud MD bersama Faisal Basri? Momen terakhirnya bersama almarhum adalah saat dirinya masih menjabat sebagai menko polhukam. Kala itu, Faisal Basri turut terlibat dalam tim ahli dari Satgas Anti Pencucian uang yang dibentuk pemerintah.
-
Siapa yang membantah pernyataan Mahfud MD? Hal ini pun dibantah langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.
-
Siapa yang mengonfirmasi soal kabar pengunduran diri Mahfud MD? Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku belum mendapatkan informasi resmi terkait hal tersebut. Namun, dia mengaku mendengar kabar burung soal pengunduran diri Mahfud MD.
Pemilu selama berjalan di Indonesia selalu dipenuhi masalah dan kecurangan. Bahkan kecurangan tersebut sampai yang terjadi secara sistematik, terstruktur dan masif.
"Selalu ada masalah dan kecurangan, baik kecurangan sistemik, terstruktur, dan masif. Ya kita sama-sama tahu lah udah lama jadi orang Indonesia," jelasnya.
Namun, anggota Komisi I DPR ini memandang pernyataan SBY hanya statement politik. Bahwa SBY akan terlibat di partai ketika pemilu mendatang.
"Jadi pernyataan itu saya kira lebih kepada statement politik pak SBY akan ikut campur tangan lagi dalam partainya. Menurut saya sah-sah aja," ungkap Fadli.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menilai pemilu pasti diwarnai kecurangan. Menurutnya, kecurangan pemilu juga terjadi saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dia merespons pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY yang melihat ada tanda-tanda kecurangan yang bisa terjadi pada Pemilu 2024.
"Ada atau tidak ada tudingan dari Pak SBY, Pemilu pasti diwarnai kecurangan. Pada zaman Pak SBY juga banyak kecurangan. Sebagai hakim MK (Mahkamah Konstitusi) ketika itu saya tahu itu," kata Mahfud, Kamis (22/9).
Bekas ketua MK ini mengungkapkan, kecurangan pemilu yang terjadi pada era SBY bukan kecurangan yang dilakukan pemerintah terhadap parpol. Melainkan kecurangan antar pendukung parpol sebagai kontestan pemilu. Kecurangan pemilu diketahui saat adanya gugatan hasil pemilu ke MK atas perolehan suara yang diperoleh partai lain.
"Lah, buktinya mereka menggugat ke MK atas hasil perolehan suara yang diperoleh partai lain. Bahkan ada juga yang menggugat karena merasa dicurangi oleh sesama anggota partai," ucapnya.
Diberitakan, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku harus turun gunung untuk menghadapi Pemilu 2024. Sebab, dirinya melihat tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan adil.
"Konon, akan diatur dalam pemilihan presiden nanti yg hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja yg dikehendaki oleh mereka," kata SBY, dalam sebuah video yang beredar di media sosial.
Dia juga mengklaim Partai Demokrat sebagai oposisi bersama koalisi yang akan dibentuk nanti tidak akan bisa mengajukan pasangan capres-cawapres sendiri.
"Informasinya Partai Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri bersama koalisi tentunya. Jahat bukan, menginjak-injak hak rakyat bukan? Pikiran seperti itu batil. Itu bukan hak mereka," lanjutnya.
SBY juga menyebutkan pemilu adalah hak rakyat untuk memilih dan dipilih.
"Ingat, selama sepuluh tahun dulu kita di pemerintahan dua kali menyelenggarakan pemilu dan pilpres. Demokrat tidak pernah melakukan kebatilan seperti itu," kata SBY di depan ribuan kader Demokrat.
(mdk/fik)