Fahri Hamzah: Sepanjang sejarah RI, penegakan hukum paling buruk sekarang
Fahri menyoroti janji kerja Jokowi dan Ma'ruf Amin yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi untuk 5 tahun ke depan bila terpilih lagi. Menurutnya kasus korupsi yang ada saat ini, Jokowi masih belum mampu menyelesaikannya.
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai, selama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) penegakan hukum paling tidak adil. Dia mengatakan, berbagai persoalan memuncak sejak Jokowi memerintah, dan Jokowi seakan tidak bertanggung jawab atas hal tersebut.
"Sekarang ini tidak beres tebang pilih hukum, saya kira sepanjang sejarah republik, penegakan hukum paling buruk ini sekarang. Yang namanya tebang pilih, mengaburkan fakta, persekusi, kriminalisasi, ini puncak-puncaknya dan presiden tidak merasa ini kewajiban dia," ujar Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (29/10).
-
Apa yang menurut Fahri Hamzah menjadi bukti dari efek persatuan Jokowi dan Prabowo? "Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya.
-
Bagaimana Fahri Hamzah melihat proses bersatunya Jokowi dan Prabowo? "Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu (28/1)
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden? Pada hari Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
Fahri menyoroti janji kerja Jokowi dan Ma'ruf Amin yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi untuk 5 tahun ke depan bila terpilih lagi. Menurutnya kasus korupsi yang ada saat ini, Jokowi masih belum mampu menyelesaikannya.
"Sekarang ini tiap minggu orang bupati ditangkap, tadi saya lihat ada pernyataan presiden Jokowi mempersiapkan strategi pemberantasan korupsi lima tahun ke depan. Lah ini yang sekarang gimana, jadi saya khawatir mending kita berhenti aja demonstrasi mending kita banyak doa aja," kata dia.
Menurut dia, apabila kasus korupsi menjerat pejabat yang memiliki kedekatan dengan pemerintah yang berkusa kasusnya seakan tidak pernah terdengar dan diselidiki.
"Tapi begitu ada keluarga yang dekat dengan kekuasaan, ada orang yang keluarga penguasa tiba-tiba hilang beritanya dan tidak ada prosesnya, berhenti," tandasnya.
"Bohong itu jujur gaya baru zaman sekarang," tutup dia.
Baca juga:
Sohibul: Kalau di PKS tak bahagia silakan cari yang lain, tapi jangan buat gaduh
Pekan depan, Fahri diperiksa soal pencemaran nama baik oleh Sohibul Iman
Banyak pengurus dan kader PKS mengundurkan diri, ini kata Hidayat Nur Wahid
Satu jam diperiksa Polda Metro, Sohibul Iman percaya diri kasus dihentikan
Presiden PKS Sohibul Iman penuhi panggilan Polda Metro Jaya
Fahri duga rencana produksi esemka untuk naikkan elektabilitas Jokowi di Pilpres