Fahri Hamzah Soal Poster 'Jokowi Raja': Bagus, Kelihatan Berwibawa
Fahri menilai poster itu tak perlu di permasalahkan karena tidak menujukkan hal-hal yang negatif. Sebab, katanya, Presiden Jokowi juga sering menggunakan pakaian adat.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengomentari munculnya poster 'Jokowi Raja' berlatarkan simbol Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) di Banyumas, Jawa Tengah. Menurut dia, tidak ada yang salah dengan poster tersebut.
"Ya kan Pak Jokowi pernah memakai itu kan kalau engga salah, ya sudah terima aja kenapa sih," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/11).
-
Apa yang menurut Fahri Hamzah menjadi bukti dari efek persatuan Jokowi dan Prabowo? "Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya.
-
Bagaimana Fahri Hamzah melihat proses bersatunya Jokowi dan Prabowo? "Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu (28/1)
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Kapan Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden? Pada hari Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Siapa yang menurut Fahri Hamzah berperan penting dalam mewujudkan Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan? Fahri pun menyebut relevansi langkah pemerintahan program kerja yang dicanangkan paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran dalam melanjutkan upaya mendorong kemajuan negara.
Fahri menilai poster itu tak perlu di permasalahkan karena tidak menujukkan hal-hal yang negatif. Sebab, katanya, Presiden Jokowi juga sering menggunakan pakaian adat.
"Kan Pak Jokowi suka pakai baju adat. macam-macam baju adat yang dia pakai. Ya udah terima aja. Bagus kok. Kelihatan berwibawa dia pakai itu," ungkapnya.
Dia menilai partai pendukung Jokowi untuk tidak terlalu berlebihan dalam merespon masalah itu. Pasalnya, Jokowi memang sudah bersikap nyentrik.
"Enggak usah sakit perut gitu, bagus kok, santai aja terima yang begitu-begitu. Kan memang Pak Jokowi-kan nyentrik kan. Dulu waktu dia nunggangin mobil esemka juga udah pakai baju kaya gitu. Meskipun Esemkanya enggak terus tapi bagus, bajunya tetep bagus enggak apa apa santai aja," ucapnya.
Diketahui, poster bergambar capres Joko Widodo di Banyumas dicopoti oleh kader PDIP setempat. Dalam poster tersebut ada gambar Jokowi mengenakan mahkota. Menurut mereka, poster tersebut tidak jelas dan bukan dipasang oleh PDIP.
Ketua DPC PDIP Banyumas, dr Budhi Setiawan mengatakan pencopotan atribut capres Jokowi telah dilakukan sejak Minggu (11/11) malam. Poster-poster tersebut tersebar hampir di setiap desa dan daerah perkotaan di Banyumas.
"Kami turunkan kader sampai tingkat ranting untuk membersihkan poster. Banyumas sudah bersih hari ini," kata Budhi lewat sambungan telepon, Senin (12/11) sore.
Baca juga:
Baliho 'Jokowi Raja' di Bandung Dicopot Karena Dianggap Jauh dari Demokrasi
Timses Desak Polri dan Bawaslu Usut Dalang Pemasangan Poster 'Jokowi Raja'
JKSN Jabar Targetkan suara 70 Persen, Khofifah Maksimalkan Peran ustazah
Megawati Beri Arahan Pemenangan Jokowi-Ma'ruf di Sekolah Caleg PDIP
Agung Laksono Yakin Sosok Jokowi Tingkatkan Elektabilitas Golkar
Timses Jokowi Sebut Doa Sutrisno ke Ma'ruf Bukti Ada Beda Pilihan di Internal PAN