Fahri Sebut Kompor Paling Besar itu Jokowi: Ngomong Sontoloyo Ramai, Genderuwo Ramai
"Tabok jadi puisi malah," kata Fahri.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah kompor yang paling besar di Indonesia. Hal ini ia katakan menanggapi ucapan Jokowi yang mengatakan banyak 'kompor' jelang tahun politik.
"Kompor yang paling besar itu ada di tangan Presiden karena Presiden tuh ngomong sedikit aja itu jadi diskusi nasional. Ngomong sontoloyo ramai, ngomong genderuwo ramai, tabok jadi puisi malah," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/11).
-
Bagaimana Fahri Hamzah melihat proses bersatunya Jokowi dan Prabowo? "Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu (28/1)
-
Apa yang menurut Fahri Hamzah menjadi bukti dari efek persatuan Jokowi dan Prabowo? "Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya.
-
Kapan Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden? Pada hari Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Siapa yang meminta tanda tangan Presiden Jokowi? Pasangan artis Vino G Bastian dan Marsha Timothy kerap disebut sebagai orang tua idaman. Pasalnya demi impian sang anak, Jizzy Pearl Bastian, pasangan orang tua ini rela melakukan segala cara.
-
Apa yang membuat Presiden Jokowi terkesan dengan penampilan Azizah? Potret Azizah MRDS yang Membuat Jokowi Terpukau dan Menggugah Semangat Goyang! Azizah MRDS, yang memiliki nama lengkap Nurul Azizah Syafitri, adalah penari cilik asal Mataram, Lombok, yang berhasil mencuri perhatian publik berkat bakat menarinya yang luar biasa.
Meski begitu, Fahri mengingatkan, jelang perhelatan Pilpres 2019 sebaiknya mengedepankan perdebatan yang menguntungkan rakyat. Serta kampanye yang mencerdaskan bangsa.
"Yang penting itu jangan kompornya dipake untuk bakar rumah gitu tapi dipakai untuk bakar ikan yang kita akan sajikan bagi rakyat. Begitu lah kira-kira metapornya," ungkapnya.
"Jadi Pak Jokowi jangan khawatir sebab kompor paling besar itu Pak Jokowi. Saya ini paling di bawah ya kan paling besar itu Pak Jokowi," sambungnya.
Fahri juga memberikan kritik pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait pelaksanaan kampanye ini. Menurut dia KPU kurang memberikan aturan dan konten kampanye yang baik dan padat bagi para perserta capres dan cawapres.
"Dulu KPU tuh tiga bulan diatur padat sekarang sembilan bulan tuh pengturannya kurang padat dan bahkan kayaknya dibulan-bulan awal nih engga diberikan aturan sehingga sekarang ramai itu diantaranya disebabkan karena KPU kurang mengatur," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada semua masyarakat agar terus menjaga kerukunan dan persatuan. Apalagi menjelang pemilu legislatif dan pemilihan presiden.
"Kita ini saudara sebangsa dan setanah air. Jangan lupakan itu. Ini karena banyak kompor, karena dipanas-panasi, dikompor-kompori jadi panas semuanya," kata Jokowi dalam sambutannya di acara pemberian gelar adat di Griya Agung, Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (25/11).
Baca juga:
PDIP Kerahkan Kader Perempuan Lawan Fitnah dan Hoaks Terhadap Jokowi dan Megawati
Ma'ruf Amin: Jika Jokowi Menang Akan Kami Wariskan Negara yang Maju Ini
Khofifah dan Ribuan TKI di Hongkong Deklarasi Dukung Jokowi-Ma'ruf
Hasto Minta Kader Rebut Suara Pendukung Jokowi yang Belum Pilih PDIP
Hasto Yakin Saksi Partai Koalisi Jokowi-Ma'ruf Saling Kerjasama di TPS