Gampang banget nyapres, apa modal mereka?
"Ada 2 hal yang menentukan, perahu (partai politik) dan uang. Realistis saja. Jika tidak, ya terima keadaan," ujar Ray.
Beberapa nama muncul dalam bursa pencapresan 2014, sebut saja Handoyo Noto Prodjo, seorang karyawan swasta di sebuah perusahaan asuransi yang mendeklarasikan dirinya sebagai capres di situs YouTube. Kemudian Farhat Abbas, pengacara yang menulis kesanggupannya untuk menjadi presiden lewat akun twitter pribadinya.
Publik juga sempat tersentak saat Raja Dangdut Rhoma Irama menyatakan kesediaannya untuk maju dalam pencapresan 2014. Deklarasi Rhoma untuk maju jadi presiden menuai banyak komentar dari politisi. Ada yang mengecam, mendukung atau bahkan menyepelekan.
"Kenapa banyak muncul calon presiden seperti yang disebutkan, itu karena salah persepsi dengan kebebasan. Mau menikmati riuh rendah pesta demokrasi tanpa mengukur diri," kata Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti kepada merdeka.com, Rabu (26/12).
Ray mengatakan sebenarnya sah saja hal itu dilakukan oleh figur-figur tersebut dalam merayakan kebebasan dalam berdemokrasi. Menurut dia, tindakan para figur yang mendeklarasikan diri itu masih taraf rasional.
"Tapi naif. Seperti Rhoma Irama, saya menduga ada tujuan lain yang akan dicapai dalam pencapresan dirinya. Dia mencapai satu hal tapi kehilangan banyak hal," kata Ray.
Menurut Ray, mereka harusnya berpikir realistis. Dalam demokrasi di Indonesia menganut prinsip untuk menjadi presiden harus melalui partai politik. Ray menambahkan, selain lolos di tahap partai politik, masih harus menyiapkan uang untuk proses pencalonan presiden.
"Ada dua hal yang menentukan, perahu (partai politik) dan uang. Realistis saja. Jika tidak, ya terima keadaan," ujar dia.