Ganjar Tampil di Azan Magrib, PDIP: Religiusitasnya Tidak Dibuat-buat
"Sejak dulu, sejak zaman mahasiswa, pak Ganjar Pranowo ini sosoknya seperti itu."
Ganjar tiba-tiba muncul di tayangan azan salat satu televisi swasta
Ganjar Tampil di Azan Magrib, PDIP: Religiusitasnya Tidak Dibuat-buat
Bakal Calon Presiden PDI Perjuangan Ganjar Pranowo muncul dalam tayangan azan magrib stasiun televisi swasta.
- Menelusuri Tradisi Menahan Hujan Masyarakat Tuban untuk Mengelak Turunnya Hujan, Punya Fungsi Religius
- Ganjar Sudah Tahu Bakal Cawapres yang Dampingi di Pilpres 2024
- Mantan Hakim MA Galzaba Saleh Divonis Bebas, KPK Berikan Perlawanan Hukum
- Relawan Sarung Ganjar Deklarasikan Dukungan untuk Pilpres 2024
Dalam tayangan tersebut, Ganjar mengenakan baju koko warna putih, peci hitam dan sarung batik.
Ia terlihat menyalami jemaah yang masuk ke masjid. Kemudian, disorot juga mantan gubernur Jawa Tengah itu menjadi makmum ketika salat berjemaah.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membantah hal tersebut merupakan bagian politik identitas. Hasto menegaskan, religiusitas Ganjar tidak dibuat-buat.
"Tetapi kan pak Ganjar Pranowo ini kan sosok yang religius, religiusitasnya tidak dibuat-buat, istrinya Bu Siti Atiqoh juga dari kalangan pesantren menampilkan kehidupan spritualitas yang mencerminkan sebagai manusia yang bertakwa kepada Tuhan, bukan sesuatu yang dibuat-buat,"
ujar Hasto di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9).
merdeka.com
Hasto mengatakan, Ganjar merupakan sosok yang rajin ibadah sejak lama. Sosok yang juga santun dan merakyat. Tidak dibuat-buat sama sekali.
Foto: Tangkapan layar tayangan azan yang menghadirkan sosok Ganjar Pranowo.
"Kalau politik identitas itu kan politik yang tidak mencerdaskan kehidupan bangsa, politik yang miskin prestasi. Kita tahu di DKI pada saat pilgub itu digunakan politik identitas yang sangat tidak sehat dan hasilnya kan kita tahu,"
kata Hasto.
merdeka.com
"Apa yang jadi program Pak Jokowi, program Pak Ahok, program Pak Djarot Saiful contohnya untuk membersihkan kampung-kampung dengan pasukan oranye, dengan pasukan hijau, itu kan tidak dilakukan," ujar Hasto.
"Hal-hal yang positif saja tidak dilanjutkan karena ketika berkampanye miskin prestasi sehingga PDIP sangat tidak setuju," tegasnya.
Namun, apabila untuk mengajak masyarakat beribadah merupakan hal yang positif. Sehingga apa yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo tidak ada masalah.
"Tetapi kalau untuk mengajak masyarakat dengan senyum, untuk berdoa bersama untuk menjalankan lima waktu itu kan merupakan hal yang positif, bagi ummat Kristen untuk mengajak ke gereja, bagi ummat Hindu di pura itu kan merupakan sesuatu yang bagus," ujar Hasto.
"Sehingga jangan menampilkan identitas yang menunjukkan spritualitas sebagai bangsa itu kemudian dikatakan politik identitas," ujar Hasto.