Generasi muda Golkar ngadu ke Akbar, beberkan dukungan DPP ke Setnov
Gerakan Muda Partai Golkar hari ini mendatangi kediaman Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung untuk mengadukan kasus penetapan tersangka Ketum Partai Golkar Setya Novanto dalam kasus e-KTP. Menurutnya, status tersangka yang disandang Setnov memberikan dampak negatif kepada citra partai.
Gerakan Muda Partai Golkar hari ini mendatangi kediaman Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung untuk mengadukan kasus penetapan tersangka Ketum Partai Golkar Setya Novanto dalam kasus e-KTP. Menurutnya, status tersangka yang disandang Setnov memberikan dampak negatif kepada citra partai.
"Terkait perkembangan situasi terakhir di mana Pak Setya Novanto telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus e-KTP. Tentu ini membuat dampak negatif pada citra Partai Golkar," kata Ketua Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia Di kediaman Akbar Tandjung Jalan Purnawarman No 18, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (23/7).
Doli menuturkan pengaduan kepada dewan kehormatan sangat tepat karena berwenang dalam memberikan masukan untuk menjaga citra partai. Dia melihat DPP Partai Golkar seolah-olah melindungi Setnov yang terlibat dalam kasus korupsi.
"Kita ini melihat DPP seolah ramai-ramai memberikan dukungan kepada Setya Novanto dan melihat korupsi suatu hal yang biasa-biasa saja," ungkap Doli.
Tak hanya itu, Ketua Dewan Pembuna Aburizal Bakrie dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung Laksono pun mengadakan rapat internal. Keduanya sepakat memberikan saran kepada Setnov untuk melakukan proses praperadilan.
"Meminta Pak Setya Novanto melakukan praperadilan yang menurut persepsi kami itu dimaknai, pertama seperti pembangkangan sebetulnya terhadap pemberantasan korupsi. Kedua pembangkangan dan perlawanan terhadap KPK," ungkapnya.
Dia menambahkan saat ini di internal partai terdapat mobilisasi para DPD provinsi untuk menyatakan dukungan kepada Setnov. Dia pun mengibaratkan suasana saat ini seperti hendak Munaslub yakni mencari dukungan dari tiap DPD.
"Kalau diilustrasikan Pak Novanto ini seperti sopir yang sedang membawa bus yang minta semua orang Golkar masuk ke bus itu, kemudian bus itu dibawa ke jurang," ungkapnya.
Untuk itu pihaknya menyampaikan surat pengaduan kepada dewan kehormatan melalui Akbar dengan harapan bisa dibahas bersama seluruh anggota dewan kehormatan. Berikut tiga permohonan GMPG:
1. Sikap yang ditujukan oleh DPP melalui rapat pleno tetap yang memberikan dukungan kepada Setya Novanto sebagai Ketum DPP Partai Golkar seakan menunjukkan sikap yang menutup mata dan telinga terhadap realitas dan pandangan yang berkembang di masyarakat terhadap kasus mega skandal korupsi e-KTP.
2. Sikap itu kemudian didukung oleh Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie dan Ketua Dewan Pakar Agung Laksono yang selama ini menjadikan Partai Golkar sebagai rumah yang nyaman bagi para orang yang melakukan pelanggaran hukum dan korupsi, sekaligus juga sebagai bentuk perlawanan terhadap pemberantasan korupsi dan KPK.
3. Kami melihat bahwa kepemimpinan Partai Golkar secara kolektif telah menanamkan budaya hilangnya malu dan akal sehat. Sikap itu juga sesungguhnya telah melanggar keputusan munaslub 2016 yang menetapkan Partai Golkar ikut serta menjadi kekuatan pemberantasan korupsi. Sikap itu juga telah menciderai semangat yang tertuang dalam doktrin kekaryaan dan paradigma Partai Golkar yang selama ini berkembang cukup baik di lingkungan partai serta nilai-nilai etika di masyarakat.