Gerindra ingin negara bela rakyat dulu, baru rakyat bela negara
Sekjen Gerindra sebut tidak ada urgensinya Menhan adakan program bela negara.
Sekjen Partai Gerindra di DPR, Ahmad Muzani tidak sepakat dengan program bela negara dari Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu. Menurutnya, justru yang saat ini harus dibela adalah rakyat. Barulah setelah penuhi kebutuhan rakyat, negara dibela.
"Jumlahnya fantastis 100 juta (orang), fantastis biaya juga, sekian ratus triliun akan dihabiskan. Tapi biaya besar dalam situasi ekonomi morat marit, puluhan ribu dirawat di RS Sumatera karena asap, ribuan orang korban PHK, daya beli menurun kenapa kemudian itu (program bela negara), harusnya tanggung jawab negara membela rakyat," kata Muzani di Kompleks Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (15/10).
Muzani mengaku sempat terkejut terkait adanya program tersebut. Menurutnya, aneh dalam kondisi negara tidak genting tapi tiba-tiba ada dorongan agar sipil ikut bela negara.
"Ketika ancaman belum cukup dan tidak ada sesuatu dan dikelola seperti ada sesuatu, ada masalah apa, ada apa? Sekarang Menhan meluncurkan bela negara, terus terang agak terkejut seperti kita hadapi bahaya besar, peperangan," terang Ketua Fraksi Gerindra di DPR ini.
Selain itu mengenai target bagi peserta yang telah lakukan bela negara cukup tinggi. Bahkan lebih dari itu, kemungkinan akan menghabiskan anggaran yang besar. Muzani menyarankan lebih baik anggaran itu dialokasikan untuk kebutuhan rakyat.
"Ketika rakyat nganggur, daya beli menurun itu negara akan lemah, sehingga negara memberi kebutuhan ke rakyat yang cukup, setelah itu baru fikir lain (rakyat bela negara). Urgensi bela negara masuk memperkuat masyarakat yang sekarang lemah, keterampilan perdagangan dan pertanian," jelas anggota Komisi I DPR.
Di sisi lain memang wajar menurut Muzani jika negara dalam kondisi berbahaya bukan hanya aparat keamanan yang bergerak membela. Akan tetapi, menjadi tanggung jawab pula bagi masyarakat sipil untuk membela.