Gerindra Tak Kaget Ada Penurunan Elektabilitas Partai
Rahayu menerangkan, hasil survei SMRC itu akan menjadi bahan evaluasi partai. Serta, Gerindra akan tetap menjaga konsistensi dan soliditas partai.
Partai Gerindra mengalami penurunan elektabilitas dalam hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Gerindra mengalami penurunan dari 10,7 persen Mei 2021 menjadi 9,9 persen.
Menanggapi penurunan elektabilitas itu, Waketum Gerindra Rahayu Saraswati mengaku tidak kaget. Sebab, naik turun elektabilitas partai merupakan hal yang wajar.
-
Siapa yang ikut terlibat dalam usaha Sarisa Merapi selain Rini Handayani? Sarisa Merapi mulanya dijalankan bersama kelompok wanita tani (KWT) Kemiri Edum di Dusun Kemiri, Kelurahan Purwobinangun, Kecamatan Pakem. Ketika itu dirinya mencetuskan ide untuk membuat manisan salak agar hasil panen terserap.
-
Mengapa Gerindra merasa SBY bisa membantu kemenangan Prabowo? Pengalaman SBY bisa menjadi kekuatan bagi Prabowo. Tetapi, Gerindra memahami SBY tidak bisa selalu turun gunung karena juga memiliki kesibukan. "Tentu pengalaman-pengalaman beliau akan menjadi kekuatan bagi kami juga tapi kita mengerti beliau mungkin juga punya kesibukan juga, kita tunggu pada saat yang pasti nanti akan kita umumkan bersama."
-
Apa jabatan Sudaryono di Partai Gerindra? Diketahui, sebelumnya Sudaryono merupakan asisten pribadi (aspri) Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada 2010 lalu. Tak hanya itu, Sudaryono merupakan Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah.
-
Kapan Sahrul Gunawan diwisuda? Alhamdulillah, guys! Hari ini, Selasa, 21 November 2023, setelah sukses banget lulus sidang tesis bulan April kemarin, kita semua merayakan Wisuda Magister Ilmu tafsir Al Quran universitas PTIQ yang pertama.
-
Apa yang Syahrini rayakan di Singapura? Baru-baru ini, sahabat Syahrini mengadakan baby shower dan gender reveal kejutan di Singapura.
-
Apa yang dilakukan mahasiswa UGM dalam KKN mereka di Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
"Survei menyatakan Gerindra ada sedikit penurunan itu bukan hal yang mengagetkan karena pasti ada naik turunnya dalam setiap berapa bulan," katanya dalam pemaparan survei, Kamis (7/10).
Menurutnya, penurunan elektabilitas partai dalam survei September 2021 tersebut tidak terlalu signifikan. "Ada saat saat di mana kita naik sekali ada turun ada naik lagi, kebetulan kita lagi turun sedikit walaupun belum signifikan," imbuhnya.
Rahayu menerangkan, hasil survei SMRC itu akan menjadi bahan evaluasi partai. Serta, Gerindra akan tetap menjaga konsistensi dan soliditas partai.
"Dan tentunya apa yang disampaikan dari segi survei tersebut dimana ada 3 partai yang sangat tipis perbedaannya, sekali lagi itu jadi penguatan dan bahan evaluasi partai kami," jelasnya.
Gerindra juga tetap mengapresiasi posisi Prabowo Subianto yang masih berada di urutan teratas calon presiden. Kader Gerindra sudah tepat mendorong kembali ketua umumnya.
"Prabowo tetap nomor satu di atas, itu memberikan kami wah ini yang kami usung sudah tepatlah untuk kami, karena kami masih semangat melihat visi misi beliau untuk kemajuan Indonesia, saya yakin beliau masih sangat mampu memimpin Indonesia ke depan," tutup Rahayu.
PDIP-Gerindra Merosot, PKB-Demokrat-PKS Naik
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis survei opini publik terbaru tentang keterpilihan partai politik. Nomor satu masih didominasi oleh partai penguasa saat ini, PDIP.
Dalam temuannya, PDIP memperoleh elektabilitas sebesar 22,1 persen. Di urutan kedua merangkak naik ada Golkar dengan 11,3 persen. Urutan ketiga ada PKB dengan 10,0 persen. Keempat Gerindra 9,9 persen dan Demokrat 8,6 persen.
Selanjutnya ada PKS 6,0 persen, NasDem dengan 4,2 persen, Perindo 2,6 persen. Kesembilan ada PPP 2,3 persen dan PAN 1,4 persen. PSI dengan 0,7 persen dan Hanura 0,5 persen.
SMRC juga melihat tren elektabilitas dari beberapa periode survei yang telah dilakukan. Meskipun PDIP tertinggi, tapi tren keterpilihannya terus turun. Oktober 2020 masih di 27,4 persen, lalu merosot jadi 24,9 persen pada Maret 2021. Naik sedikit pada Mei dengan 25,9 persen, lalu merosot lagi pada September menjadi 22,1 persen.
Tren Gerindra juga terlihat anjlok. Pada Maret 2020 elektabilitas berada di 13,6 persen. Kemudian merosot pada Oktober 2020 menjadi 7,7 persen. Merangkak naik jadi 11,6 pada Maret 2021, turun lagi menjadi 10,7 pada Mei 2021. Kini berada di 9,9 persen.
"Dalam dua tahun terakhir pasca pemilu 2019, pilihan rakyat pada PDIP cenderung menurun meskipun tetap paling atas. Demikian juga pilihan rakyat pada Gerindra. Sementara Golkar cenderung menguat," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, Kamis (7/10).
Untuk informasi, survei dilakukan pada periode 15-21 September 2021. Responden survei mencakup seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam Pemilu. Total responden adalah 1220 orang dan dipilih secara random (multistage random sampling).
Margin of error dari survei ini adalah 3,19% dengan tingkat kepercayaan mencapai 95%. Sebagai catatan, response rate yang valid sebesar 981 orang atau 80%. Mereka dianalisis dan diwawancara tatap muka.
SMRC melihat tren kenaikan yang kuat terjadi pada PKB, PKS dan Demokrat. Pada Maret 2021, PKB berada di posisi elektabilitas 7,5 persen, lalu naik menjadi 9,7 persen pada Mei. Kini menjadi 10,0 persen.
Sementara Demokrat, Maret ada pada 7,7 persen. Turun menjadi 6,6 persen pada Mei 2021. Lalu naik tinggi kini menjadi 8,6 persen. Begitu juga dengan PKS, Maret 5,2 persen, lalu Mei menjadi 4,6 persen. Kini naik drastis menjadi 6,0 persen.
"Kecenderungan menguat juga terlihat pada PKB, Demokrat, dan PKS," kata Deni.
Baca juga:
Respons Survei SMRC, PKB Harap Masuk 2 Besar Pemilu 2024 Salip Gerindra & Golkar
Elektabilitas Turun, PDIP Sebut Faktor Jokowi akan Ikut Tentukan Capres 2024
PKS: Jangan Lagi Ada Capres Masuk Gorong-gorong untuk Menaikkan Elektabilitas
Golkar Sebut Survei Naik Karena Soliditas Kader di Bawah Kepemimpinan Airlangga
KPU Usul Pilkada Mundur di Tahun 2025, Komisi II Minta Tetap Digelar November 2024