Gerindra yakin PKS tetap di koalisi usung Prabowo sebagai capres
"Ada wacana Pak Anies menjadi Cawapres Prabowo, ada berminat untuk jadi Capres. Tapi sekali lagi ini kan diusulkan oleh parpol, kalau kurang dari 20 persen enggak bisa," kata Nizar.
Ketua DPP Gerindra Nizar Zahro yakin Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tetap bersama koalisi Prabowo di Pilpres 2019. Meski, ada wacana yang dilontarkan PKS untuk mengusung Anies Baswedan sebagai Capres 2019.
"Dari beberapa pertemuan dan rapat-rapat masih tetap, tidak ada perubahan. Iya masih tetap (bersama Gerindra dan mengusung Prabowo)," ucap Nizar di Jakarta, Selasa (3/7/2018).
-
Mengapa Gerindra merasa SBY bisa membantu kemenangan Prabowo? Pengalaman SBY bisa menjadi kekuatan bagi Prabowo. Tetapi, Gerindra memahami SBY tidak bisa selalu turun gunung karena juga memiliki kesibukan. "Tentu pengalaman-pengalaman beliau akan menjadi kekuatan bagi kami juga tapi kita mengerti beliau mungkin juga punya kesibukan juga, kita tunggu pada saat yang pasti nanti akan kita umumkan bersama."
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
Dia menuturkan, wajar jika ada wacana dari PKS soal nama Anies. Dia menuturkan menghormati pernyataan itu. "Tapi kita harus sepakat UU nomor 7 tahun 2017 parpol yang akan nyalonkan Capres dan Cawapres minimal 20 persen suara. Kita tinggal sepakat apakah calon masing-masing dari Prabowo dengan PKS atau calon lain. Tapi pada prinsipnya lobi politik antara Gerindra dan PKS sudah lama, dan mungkin ada yang teman media tidak ketahui, tapi ada yang perlu diketahui. Tapi pada prinsipnya koalisi kita adalah koalisi yang cukup 20 persen suara," jelas Nizar.
Dia meminta untuk bersabar, karena proses ini masih berjalan. Meskipun dirinya enggan membeberkan siapa nama yang fix serta sudah dikantongi oleh kedua belah pihak.
"Ada wacana Pak Anies menjadi Cawapres Prabowo, ada berminat untuk jadi Capres. Tapi sekali lagi ini kan diusulkan oleh parpol, kalau kurang dari 20 persen enggak bisa. Jadi teman-teman media bersabar saja, tapi pada prinsipnya kita dengan PKS sampai hari ini tetap enjoy saja sesuai kesepakatan dan kita lihat saja sebelum 10 agustus," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden PKS Sohibul Iman membeberkan sejumlah nama yang bakal masuk sebagai kandidat calon presiden (Capres) pilihan PKS. Salah satunya nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Nama Anies Baswedan digadang-gadang oleh sebagian kader PKS mesti ikut berkompetisi di Pilpers 2019 mendatang.
Sohibul menilai Anies memang lebih pantas apabila diproyeksikan menjadi capres dibandingkan cawapres. Diapun mengungkapkan alasannya.
"Dasarnya adalah anies ini kita dorong jadi Gubernur DKI dengan ikhtiar yang sangat luar biasa, kalau kemudian Anies dimajukan ke tingkat nasional sekadar cawapres, saya kira tidak equal ya antara yang diperjuangkan terus dapatnya cawapres. Lebih baik ke capres saja. begitu logikanya," jelas dia.
Sejauh ini, Sohibul masih terus menampung aspirasi dari para kader terkait nama-nama yang akan diusulkan menjadi capres. Namun keputusannya tergantung kepada dewan syuro.
Namun, Ketua Tim Pemenangan Pilpres 2019 Partai Gerindra Sandiaga Uno mengklaim banyak yang menginginkan Anies Baswedan menjadi pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2019 mendatang. Menurutnya, sudah ada pembicaraan di kalangan koalisi Partai Gerindra, PKS, dan PAN untuk memajukan Anies mendampingi Prabowo sebagai calon Wakil Presiden 2019 mendatang.
"Banyak harapan yang dijatuhkan pada nama-nama tadi, Pak Anies, Pak Prabowo, tentunya mitra-mitra koalisi yang semakin kerucutkan," ujar Sandi.
Baca juga:
Tak ingin dikunci, alasan Demokrat enggan gabung koalisi Jokowi
PPP klaim kemenangan di Jawa bukti konsep nasionalis santri memikat masyarakat
Hanura malu-malu bicara mundurnya Moeldoko dan isu cawapres Jokowi
Prioritaskan kader, PAN belum pertimbangkan JK sebagai capres
Politikus Gerindra mengaku tak terganggu dengan isu Amien Rais nyapres
Naik mobil dinas, Airlangga Hartarto langsung ngacir usai bertemu JK