GMPG sebut kader bela Novanto bikin rusak citra Golkar
GMPG sebut kader bela Novanto bikin rusak citra Golkar. Menurut Doli, saat ini Setnov sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Namun pihak GMPG sangat menyayangkan sikap partai yang hingga saat ini tetap mendukung seorang tersangka kasus korupsi menjadi ketua umum partai berlambang pohon beringin tersebut.
Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) menggelar aksi Gerakan Golkar Bersih. Hal tersebut merupakan bentuk protes sekaligus mendesak agar pimpinan Golkar untuk memberhentikan Ketua Umum Setya Novanto yang saat ini menjadi tersangka kasus korupsi e-KTP.
"Kami dari gerakan muda Partai Golkar hari ini sengaja ke DPP, ini rumah kami, rumah kader Partai Golkar. Hari ini kami mendeklarasikan suatu gerakan Golkar bersih, jadi kami menilai kepemimpinan yang sekarang sudah terlalu akut, menempatkan korupsi itu suatu persoalan yang biasa," kata Ketua GMPG, Ahmad Doli Kurnia di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Selasa (25/7).
Menurut Doli, saat ini Setnov sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Namun pihak GMPG sangat menyayangkan sikap partai yang hingga saat ini tetap mendukung seorang tersangka kasus korupsi menjadi ketua umum partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Yang kami sangat sayangkan seluruh kepemimpinan kolektif formal mulai dari Dewan Kehormatan, DPP, Dewan Pembina Pakar, DPR, dan Provinsi itu menyatakan dukungan tetap terhadap Novanto sebagai ketua umum," imbuh Doli kepada wartawan di lokasi.
Ia juga menuturkan bahwa sikap para kader yang tetap membela Setnov menjadi ketua umum Partai Golkar akan menggerus citra partai dan sangat berpengaruh dalam Pilpres 2019 mendatang.
"Hal itu akan terus menggerus citra Partai Golkar yang semakin menurun akibat kasus e-KTP. Tidak menutup kemungkinan menurut saya akan berpengaruh terhadap pemilu 2019 mendatang," tegasnya.
Dengan aksinya tersebut Doli juga mengajak seluruh kader Partai Golkar untuk terus mendukung partainya bersih dari koruptor. Menurutnya, jika tidak mendukung hal tersebut sama saja sebagai pihak lawan, yang membuat Golkar kotor dan hitam.
"Oleh karena itu kami mendeklarasikan mulai saat ini kami membuat diferensiasi antara kader, tokoh, senior, tokoh sesepuh yg mendukung gerakan golkar bersih ini. Kalau tidak mendukung, dan tetap mendukung Setnov menjadi ketua umum, itu artinya lawannya Golkar korup, Golkar kotor, dan Golkar hitam," tuturnya.
Doli mengaku aksinya tersebut merupakan bentuk kecintaan terhadap partainya. Ia menegaskan tidak mau publik kehilangan kepercayaan kepada partainya karena itu bisa mengancam eksistensi Partai Golkar
"Ini semua kami lakukan karena kecintaan kami kepada Golkar, kami nggga mau Partai Golkar terus tersandera dan akhirnya kepercayaan publik ke golkar hilang, serta eksistensi golkar juga bisa terancam," pungkas Doli.
Namun, mereka dilarang petugas keamanan untuk memasuki kantor DPP. Sejumlah pasukan brimob menjaga ketat pintu masuk menuju area DPP.
Salah seorang anggota keamanan yang enggan disebutkan namanya tersebut meminta kepada seluruh awak media yang tadinya menanti acara deklarasi tersebut di depan gerbang menuju DPP untuk meninggalkan area. Mereka beralasan agar tidak terjadi keramaian dan penumpukan orang di depan area masuk DPP Golkar.
"Demi kenyamanan kita sama-sama mas, saya dapat perintah dari dalam untuk menghalau media yang mau datang, termasuk menunggu di depan pintu ini juga dilarang oleh orang dalam," kata salah satu polisi yang berjaga tersebut.
Ketika dimintai keterangan hal apa yang mendasari GMPG dilarang memasuki kawasan DPP Partai Golkar tersebut pihak keamanan enggan memberikan keterangan lebih lanjut. Doli Kurnia pun sempat berdebat dengan pihak kepolisian. Dia keberatan dilarang masuk ke kantor DPP Golkar.
"Sprin bapak mana? Kami ini semua kader, masak enggak bisa masuk? kata Doli.
"Silakan tanyakan ke Sekjen kenapa tidak boleh masuk," kata seorang anggota Brimob.
Ketua GMPG, Ahmad Doli Kurnia mengaku kaget dengan perlakuan para aparat kepolisian yang melarang kader Golkar untuk melakukan acara di rumahnya sendiri.
"Dilarang masuk ke kantor Partai Golkar itu kan sebenarnya lucu, aneh. Justru seharusnya rumah ini menjadi rumah terbuka bagi siapa saja mau datang itu bisa diterima, apalagi kader partai Golkar," kata Doli.