Golkar harus kerja keras jika Airlangga tak jadi Cawapres Jokowi
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung menyebut, Partai Golkar harus bekerja keras bila nantinya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tidak dipilih sebagai calon wakil presiden atau cawapres Joko Widodo atau Jokowi.
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung menyebut, Partai Golkar harus bekerja keras bila nantinya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tidak dipilih sebagai calon wakil presiden atau cawapres Joko Widodo atau Jokowi.
"Kalau itu pasti kita kerja keras, tidak ada lagi alasan," kata Akbar di Balaikota, Jakarta Pusat, Kamis (12/7) malam.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang dilakukan Partai Golkar dalam Pilpres 2024? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Dia menyebut, Partai Golkar telah bekerja keras.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
Dia menyebut Partai Golkar dapat menaikkan perolehan suara hingga jumlah kursi anggota dewan di DPR. Sebab dia menilai perolehan suara Partai Golkar setiap Pemilu terus mengalami penurunan.
"Waktu saya menang 128, setelah itu Pak JK 106, turun 22. Abis Pak JK turun lagi 91. Masa turun lagi? Iya tentu tekat kami ini momentum untuk menaikkan perolehan suara Partai Golkar dan menaikkan jumlah kursi melebihi tahun 2014, melebihi tahun 2009, syukur2 bisa menjadi pemenang kembali," papar dia.
Kendati begitu, Akbar menyebut untuk cawapres di Pilpres 2019 sudah menjadi tugas khusus Joko Widodo atau Jokowi sebagai calon petahana.
"Kalau dia misalnya mencari cawapres yang cocok. Itu sudah haknya presiden mencari siapa wakilnya. Apalagi kalau didukung oleh parpol-parpol," jelas Akbar.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan partai politik pendukung hingga kini masih menggodok sejumlah nama cawapres yang layak mendampinginya di Pilpres 2019.
Dari 10 nama yang beredar selama ini, sudah mengerucut menjadi lima cawapres.
"Sepuluh mengerucut ke lima," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 11 Juli 2018.
Reporter: Ika Defianti
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)