Hadiri ijtima ulama GNPF, Yusril tegaskan PBB belum tentu dukung Prabowo
Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, hadir dalam acara Ijtima Ulama GNPF dan tokoh nasional yang digelar di Menara Peninsula, Jakarta. Dia menuturkan, hadir untuk memenuhi undangan.
Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, hadir dalam acara Ijtima Ulama GNPF dan tokoh nasional yang digelar di Menara Peninsula, Jakarta. Dia menuturkan, hadir untuk memenuhi undangan.
"Mendengar apa yang dibicarakan para Ijtima, para ulama malam ini. Dan kalau ada masukan yang diminta, ya kita akan beri masukan ya," ucap Yusril di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Jumat (27/7).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Siapa yang mendukung Prabowo Subianto untuk maju di Pilpres 2024? Pengamat Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Moch Mubarok Muharam menyebut Prabowo Subianto sudah mendapatkan dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju pada Pilpres 2024.
Meski hadir di acara ini, Yusril menegaskan, PBB belum menentukan sikap di Pilpres 2019. Dirinya ingin melihat dulu kepentingan apa yang akan dibawa.
"Kami juga harus menimbang-nimbang kepentingan kami juga, kepentingan umat Islam dan kepentingan bangsa Indonesia juga. Apakah memang kami rasakan koalisi ini ada manfaatnya atau tidak. Kalau tidak ada manfaatnya, ya kami merasa tidak perlu bergabung dengan koalisi. Kalau ada manfaatkan akan kita teruskan," jelas Yusril.
Dia menuturkan, ini bukan tanpa alasan. Karena mempunyai pengalaman saat Pemilu Tahun 1999 dan 2014. Dimana, salah satunya tak pernah diundang dalam setiap pembicaraan dengan parpol koalisi.
"Kami tidak pernah diundang untuk rapat koalisi itu. Dan saya tidak datang. Kami tak pernah diundang, gak pernah diajak bicara tiba-tiba di medsos sudah dicantumkan PBB adalah koalisi," pungkasnya.
Baca juga:
Bertemu parpol, KPU imbau capres-cawapres tak didaftarkan saat 'injury time'
Rizieq Syihab: Kita wajib merangkul, apalagi partai besar seperti Demokrat
Sekjen PDIP ajak kader bangkitkan kekuatan arus bawah menangkan Pemilu 2019
La Nyalla: Kita sudah tahu siapa Prabowo, susah menang lawan Jokowi
Sandiaga Uno yakin tak sulit satukan Demokrat dan PKS
Duet Prabowo-AHY diyakini yang paling mampu tandingi Jokowi