Hanura akui Ahok efek bisa picu krisis kepercayaan buat parpol
"Kalau Ahok menang akan menggelinding, itu yang dikhawatirkan," kata Dadang.
Fraksi Partai Hanura di DPR tak melihat fenomena Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang maju lewat jalur independen membuat antipati masyarakat terhadap parpol semakin besar. Bahkan ada yang beranggapan jika Ahok memicu deparpolisasi.
Sekretaris Fraksi Partai Hanura di DPR, Dadang Rusdiana mengaku tak khawatir terhadap Ahok sebagai calon Independen di Pilgub DKI. Namun dia mengakui jika nantinya Ahok menang maka akan menimbulkan masalah bagi partai politik.
"Kalau Ahok menang di DKI, ini akan jadi pemicu. Kalau Ahok menang akan menggelinding, itu yang dikhawatirkan. Tapi kalau Hanura enggak khawatir dengan fenomena Ahok," kata Dadang di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/3).
Menurut Dadang, syarat perberat calon independen lewat revisi UU Pilkada bukan untuk menjegal pencalonan Ahok. Sebab, saat ini Pemilu sudah berjalan secara demokratis.
"Kita enggak sepakat itu. Ini kan demokrasi. Harus dilakukan secara sehat. Anggota DPR memang berasal dari parpol, tapi enggak boleh telikung. Ketika orang non partisan tidak ingin jadi parpol harus diberikan peluang. Tidak ingin memperberat tapi tidak memperingan juga," kata dia.
Lanjut dia, saat masyarakat sudah bisa menggunakan hak pilihnya dengan cerdas. Mereka tak mungkin memilih calon-calon Kepala Daerah yang bermasalah.
"Masyarakat sekarang lebih cerdas dan kritis, apakah semua independen itu bagus belum tentu juga. Ini kan, Ahok effect yang dikhawatirkan partai," tandasnya.
Baca juga:
Syarat independen diperberat, KPU DKI sebut kalau 12% tinggi sekali
Hanura sebut Ahok penuhi kriteria buat didukung maju Pilgub DKI
Lulung: Saya punya brand sendiri namanya 'Halus'
Ahmad Dhani: Tukang becak pun boleh berpolitik
Obral janji Wanita Emas jika berhasil kalahkan Ahok
Golkar ibaratkan pencalonan Gubernur DKI seperti azan Magrib
Jika jadi gubernur, Ahmad Dhani wajibkan kurikulum seni budaya
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.