Hanya PDIP, PKB dan Gerindra yang Diuntungkan di Pilpres 2019
Sosok Jokowi yang lekat dengan citra PDIP menjadi faktor utama untuk mengerek elektabilitas. Hal serupa dialami oleh PKB, di mana Ma'ruf Amien sebagai cawapres yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU) beririsan dengan basis tradisional PKB.
Lembaga survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan bahwa dua partai utama pendukung paslon Jokowi-Ma'ruf Amien berpotensi mendulang kenaikan suara, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Dibanding hasil Pileg 2014, PDIP mengalami kenaikan elektabilitas dari 19,0 persen menjadi 23,1 persen," ungkap Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/12).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Siapa saja capres-cawapres yang ikut bertarung dalam Pilpres 2024? Ada tiga pasangan capres-cawapres yang bertarung dalam Pilpres 2024. Capres-Cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Capres-Cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Sosok Jokowi yang lekat dengan citra PDIP menjadi faktor utama untuk mengerek elektabilitas. Hal serupa dialami oleh PKB, di mana Ma'ruf Amien sebagai cawapres yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU) beririsan dengan basis tradisional PKB.
"PKB berpeluang menggeser Partai Demokrat dan menyodok ke posisi keempat, dengan elektabilitas 7,3 persen," lanjut Vivin.
Di kubu paslon Prabowo-Sandi, coattail effect hanya dinikmati oleh Partai Gerindra, tanpa menular ke parpol pendukung lainnya. "Gerindra meraih elektabilitas 12,3 persen, berpeluang menggeser Partai Golkar yang terpaut tipis (12,8 persen) dengan memperhitungkan margin of error survei," jelasnya.
Menurut Vivin, sosok capres Prabowo Subianto maupun cawapres Sandiaga Uno merupakan representasi Gerindra, menjadi faktor utama keengganan partai-partai lain untuk total mendukung Prabowo-Sandi.
"Kegagalan Demokrat mengajukan Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres menyebabkan Demokrat terkesan setengah hati," terangnya.
Demoralisasi yang melanda kader-kader Demokrat di daerah mendorong pembelahan di tubuh partai. Dampaknya, Vivin menambahkan, Demokrat merosot ke posisi kelima dengan elektabilitas 5,4 persen.
Di antara parpol baru dan non-seat, Perindo dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang berada dalam barisan Jokowi-Ma'ruf berpeluang menembus ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen. Perindo memimpin dengan elektabilitas 2,9 persen, disusul PSI 1,2 persen, sedangkan sisanya diprediksi gagal mencapai ambang batas.
"Berkarya yang masuk koalisi Prabowo-Sandi berada di posisi buncit dengan elektabilitas 0,1 persen," pungkas Vivin.
Survei indEX Research dilakukan pada 11-20 November 2018, dengan jumlah responden 1.200 orang. Metode survei adalah multistage random sampling dengan margin of error plus minus 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Berikut adalah hasil lengkap elektabilitas partai politik pada Pileg 2019, PDIP 23,1 persen, Golkar 12,8 persen, Gerindra 12,3 persen, PKB 7,3 persen, Demokrat 5,4 persen, Nasdem 3,4 persen, PPP 3,1 persen.
Kemudian, PKS 3,0 persen, Perindo 2,9 persen, PAN 2,3 persen, Hanura 1,5 persen, PSI 1,2 persen serta PBB 0,5 persen. Selanjutnya PKPI 0,3 persen, Garuda 0,2 persen, Berkarya 0,1 persen dan yang tidak tahu/tak menjawab 20,6 persen.
Baca juga:
PSI: Timses Prabowo-Sandiaga Seperti Enggak Serius Nyapres
Timses Jokowi Incar Swing Voters dari 10 Provinsi Prioritas
Politikus Hanura: Prabowo Seperti Dipaksakan Untuk Tampil Islami
Gaya Trendi dan Tampang Sandiaga Uno Ternyata Tak Cukup Menggaet Milenial
Bambang Soesatyo: Kader FKPPI Wajib Dukung Jokowi
Gencar Bangun Infrastruktur, Jokowi Diprediksi Dulang Suara di Indonesia Timur