Hasil Quick Count LSI Denny JA Beda Tipis dengan Rekapitulasi KPU, Selisih Hanya 0,07 Persen
Data tersebut membuktikan bahwa total suara nasional cukup diketahui secara akurat hanya dengan 1.200 responden dengan catatan menggunakan metodologi ketat.
quick count LSI Denny JA untuk pasangan Prabowo-Gibran persentasenya 58,47 persen.
Hasil Quick Count LSI Denny JA Beda Tipis dengan Rekapitulasi KPU, Selisih Hanya 0,07 Persen
Hitung cepat Pilpres 2024 yang dilakukan lembaga survei LSI Denny JA hanya beda tipis dengan rekapitulasi KPU RI.
"Selisih totalnya (simpangan baku) hanya 0,07 persen saja. Selisih yang kecil sekali," kata pendiri lembaga survei dan konsultan politik LSI Denny JA, Denny JA, dalam keterangannya, Kamis (21/3).
- Mengenal Quick Count dalam Pemilu, Begini Cara Kerjanya
- Quick Count LSI Denny JA Suara Masuk 66,25%: Tersisa 8 Partai yang Lolos ke DPR
- Quick Count LSI Denny JA di Sumatera 75,71% Suara Masuk: Anies 25,11%, Prabowo 58,32% dan Ganjar 16,57%
- Quick Count LSI Denny JA 59,5 Persen Suara Masuk: Anies 22,83 Persen, Prabowo 59,28 persen dan Ganjar 17,88 Persen
Merujuk data, quick count LSI Denny JA untuk pasangan Prabowo-Gibran persentasenya 58,47 persen, atau beda nol koma dengan hitungan KPU sebesar 58,58 persen.
Kemudian quick count LSI Denny JA untuk pasangan Anies-Imin 24,98 persen, beda tipis dengan hitungan KPU sebesar 24,95 persen. Hal yang sama juga terjadi pada Ganjar-Mahfud dengan perbandingan 16,55 persen versi LSI Denny JA dan 16,47 persen versi KPU.
Data tersebut membuktikan bahwa total suara nasional cukup diketahui secara akurat hanya dengan 1.200 responden dengan catatan menggunakan metodologi ketat.
"Hasil 823.220 TPS juga bisa diketahui dengan akurat hanya melalui sampel 2.000 TPS, sejauh sampel ini dipilih berdasarkan tata cara keilmuan yang sahih," lanjut Denny JA.
Tidak hanya quick count, Denny JA juga menyinggung bukti prediksi survei yang dipublikasi 5 hari sebelum pencoblosan pada 14 Februari 2024.
LSI Denny JA menyatakan dalam interval, Prabowo-Gibran dapat mencapai dukungan 58,3 persen. Enam minggu kemudian, Hasil KPU 58,58 persen atau hanya berselisih 0,28 persen.
"Apa arti signifikan dua data di atas? Teknologi dan perkembangan ilmu membuat kita dapat mengetahui suara rakyat dengan mudah," demikian kata Denny JA.