Ibu-ibu Sebar Kampanye Hitam ke Jokowi, BPN Prabowo Minta Hukum Ditegakkan
Namun, Kubu Prabowo mengingatkan polisi tidak tebang pilih dalam menegakkan hukum, terutama ke pihak yang berseberangan dengan pemerintah.
Badan Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendukung aparat penegak hukum menindak ibu-ibu penyebar kampanye hitam kepada Joko Widodo. Namun, Kubu Prabowo mengingatkan polisi tidak tebang pilih dalam menegakkan hukum, terutama ke pihak yang berseberangan dengan pemerintah.
Ketiga ibu-ibu tersebut menyampaikan kepada warga, pasangan nomor 01 akan melegalkan pernikahan sejenis dan menghilangkan suara azan jika terpilih kembali. Mereka saat ini diperiksa di Polda Jabar.
-
Apa yang diklaim oleh Prabowo? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Apa alasan Projo Sumbar mendukung Prabowo? Dukungan tersebut disampaikan Ketua DPD Projo Sumbar, Husni Nahar. Dia mengatakan, dukungan DPD Projo Sumbar terhadap Prabowo didasarkan pada Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani dan tegas, baik di Internasional maupun dalam negeri.
-
Kenapa Prabowo dan Kaesang bertemu? Keduanya mengaku dalam pertemuan tersebut menemukan kesamaan dalam menghadapi pemilu 2024.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
"Hukum memang harus ditegakkan. Tapi kami harap jangan hanya tajam kepada pihak yang dianggap berseberangan dengan pemerintah," kata Juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Suhud Alynudin saat dihubungi merdeka.com, Senin (25/2).
Menurut Suhud, pemerintah tetap harus mengedukasi warganya agar tidak melakukan kampanye hitam di Pilpres. Bukan malah menangkap mereka yang mengkritik Jokowi dan pemerintah.
"Tugas pemerintah melakukan pendidikan politik kepada rakyat. Dengan alasan apa pun jangan gampang menangkapi rakyat yang berbeda sikap dengan pemerintah," tegasnya.
Dia menganggap, pernyataan ibu-ibu itu merupakan bentuk keresahan di masyarakat. Oleh karenanya, kata Suhud, kubu Jokowi hanya perlu meluruskan bahwa isu tersebut tidak benar.
"Isu yang disampaikan oleh kelompok ibu-ibu itu kan beredar di masyarakat. Harusnya dijelaskan saja bahwa isu itu tidak benar," ujar Suhud.
Lebih lanjut, Politikus PKS ini mengaku tidak tahu pasti apakah ibu-ibu itu merupakan relawan pendukung Prabowo-Sandi. Dia menegaskan relawan resmi harusnya terdaftar di BPN Prabowo.
Senada dengan Suhud, Jubir BPN Ferdinand Hutahaean juga menilai seharusnya kubu Jokowi cukup membawa kasus ini ke Bawaslu saja. Tidak usah dibawa ke kantor polisi.
"Ini kan argumen, kenapa tidak dibalas dengan argumen saja," kata Ferdinand.
Sebelumnya, petugas Polres Karawang mengamankan tiga orang wanita yang diduga sebagai penyebar kampanye hitam menyerang pasangan Jokowi- Ma'ruf Amin.
Ketiga orang perempuan yang diamankan bernama, Engqay Sugiarti (39) warga Babakanmaja Rt 01/03, Ika Peranika (36) warga Kalioyod RT 02 RW 03 keduanya warga Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Karawang, dan Citra Widianingsih, (38) Perumnas Bumi Telukjambe Blok W No. 273 Karawang.
Baca juga:
Ibu-Ibu Kampanye 'Jokowi Menang Nikah Sesama Jenis Sah' terancam hukuman 6 tahun bui
Polisi Masih Periksa Ibu-Ibu Pelaku Kampanye 'Jokowi Menang Nikah Sesama Jenis Sah'
Polisi Amankan Ibu-Ibu Kampanye 'Jokowi Menang Nikah Sesama Jenis Sah'
Sandiaga Uno Dijadwalkan Bertemu Tokoh Agama Kristen di Kota Kupang
BPN Minta Jokowi Datang ke Prabowo Jika Ingin Lahan Dikembalikan ke Negara
BPN Nilai Tudingan Soal Lahan Sebagai Serangan Agresif Jokowi Untuk Prabowo