Ini dalih Deddy Mizwar tak bisa jawab pertanyaan saat debat cagub Jabar
Ada yang menarik dalam debat publik Pilgub Jabar perdana yang diselenggarakan di Sabuga Kota Bandung. Di segmen terakhir, Deddy Mizwar mengaku tidak bisa menjawab terkait solusi pekerja yang 'terancam' oleh perkembangan industri yang sudah tersentuh digitalisasi.
Ada yang menarik dalam debat publik Pilgub Jabar perdana yang diselenggarakan di Sabuga Kota Bandung. Di segmen terakhir, Deddy Mizwar mengaku tidak bisa menjawab terkait solusi pekerja yang 'terancam' oleh perkembangan industri yang sudah tersentuh digitalisasi.
Moderator debat Rosiana Silalahi menanyakan solusi terkait nasib pekerja agar tetap bisa bertahan. Namun, tak seperti pasangan lain yang sigap menjawab, Deddy Mizwar justru memberikan gimmick yang bisa dibilang 'nyeleneh' dengan respon tak ingin menjawab.
-
Mengapa Dedi Mulyadi akan meminta restu Prabowo untuk maju di Pilgub Jabar? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi akan mencari pasangan untuk Pilgub Jabar? "Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik," kata dia.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Siapa saja yang bertarung dalam Pilkada Jabar? Khusus di Jawa Barat diikuti empat pasangan calon (paslon) yang mendaftar di KPUD Jawa Barat.
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Siapa yang menggugat Polda Jabar dalam sidang praperadilan tersebut? Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Bandung mengabulkan permohonan gugatan sidang praperadilan tim kuasa hukum Pegi Setiawan.
Meski pada akhirnya dalam acara itu ia menjelaskan solusi untuk isu tersebut bersama pasangannya, Dedi Mulyadi.
Ditemui usai acara, Deddy Mizwar menjelaskan bahwa sikap yang ditunjukannya itu bertujuan memberi sinya kepada masyarakat bahwa setiap orang yang didapuk menjadi gubernur Jawa Barat tidak bisa menjawab semua persoalan yang ada.
Seorang gubernur tidak bisa bekerja sendiri. Oleh karena itu dalam sebuah pemerintahan harus ada kerja sama yang baik dari ahli, akademisi dan kelompok masyarakat.
"Kalau saya paksakan jawab untuk sesuatu yang tidak saya mengerti, itu kebohongan. Itu menunjukkan bahwa kita manusia, kita bukan dewa, bukan orang yang super," katanya.
"Kita jangan menduga penyelesaian sebuah masalah. Ini bahaya," terangnya.
Pria yang akrab disapa Demiz inipun mengajak semua pihak untuk merendahkan hati dan mengakui tidak ada superioritas dalam menangani permasalahan di setiap daerah.
Demiz pun mengaku tidak khawatir bahwa apa yang ditunjukkannya dalam debat publik akan berpengaruh buruk dalam persepsi masyarakat.
"Kalau saya sih enjoy," ujarnya.
Terpisah, Dedi Mulyadi pun mengaku santai dengan sikap Deddy Mizwar. Menurutnya, hal itu adalah kejujuran dari seorang calon pemimpin.
"Itu kejujuran. Tapi kan akhirnya dijawab juga. Kami menjelaskan tentang standardisasi, tentang alih teknologi. Kalau saat ini dunia sudah melakukan revolusi digital, kita harus melakukan hal yang sama," ucapnya.
Masalah nasib masyarakat yang dinilai terancam dengan keberadaan teknologi itu bisa diselesaikan dengan tetap mendorong masyarakat bekerja, namun jangan terfokus pada revolusi digital dan seluruh industri yang berproduk digital.
"Kita lawan dengan bijak, yaitu mendorong masyarakat dengan pendekatan berbasis UMKM," imbuh Dedi.
Dedi Mulyadi mengaku optimistis acara debat publik perdana tetap menguatkan pendukung dan bisa menambah suara dalam masa pemilihan di Juni mendatang.
"Enggak khawatir (berpengaruh buruk terhadap raihan suara) lah. Kan masih ada rangkaian perdebatan lain," pungkasnya.
(mdk/bal)