Ini Faktor yang Bikin Anies dan Kaesang Sulit Berduet di Pilkada Jakarta
Wacana duet Anies-Kaesang sedang ramai jadi perbicangan.
Sosok wakil yang tepat untuk Anies adalah tokoh yang mampu menguatkan soliditas di partai pengusung.
- VIDEO: Analisis Anies-Kaesang Sulit Duet di Pilgub Jakarta, Ada Faktor Jokowi & Prabowo
- Menghitung Peluang Duet Anies-Kaesang di Pilkada Jakarta, Mungkinkah Terwujud?
- Kaesang Ingin Duet Bareng Anies di Pilgub Jakarta, Ini Kata Gibran
- Kaesang Buka Suara Pilih Maju Pilgub Jakarta, Ingin Duet dengan Anies
Ini Faktor yang Bikin Anies dan Kaesang Sulit Berduet di Pilkada Jakarta
Pengamat politik Adi Prayitno menilai, sosok pendamping Anies Baswedan untuk di Pilkada Jakarta memilik dua kriteria yakni mampu menutupi kekurangan Anies.
Terutama, kata Adi, pasangan Anies harus mampu menaikan elektabilitas Anies. Sebab, sosok wakil bukannya ban serep jika ingin menang.
"Saya kira kriterua cawagub anies itu dua hal, pertama wakilnya itu nanti bisa menutupi kekurangan dan yang paling penting bisa menambah elektabilitas yang bisa mengunci kemenangan Anies itu enggak bisa ditawar," kata Adi, saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (15/6).
"Karena apapun wakil itu bukan ban serep, tapi yang jelas dia adalah sebagai sumbangan elektoral untuk meningkatkan elektabilitas Anies dan pasangannya untuk bisa menang," sambungnya.
Selain itu, Adi menjelaskan sosok wakil yang tepat untuk Anies adalah tokoh yang mampu menguatkan soliditas di partai pengusung.
"Karena tanpa itu semua saya kira wakilnya Anies ini justru akan menjadi benalu dalam politik elektoral," jelas dia.
"Mampu menambah dukungan suara dan yang paling penting menjadi magnet baru yang bisa menambah dukungan dari berbagai kalangan," tambah Adi.
Adi menyebut, sosok Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep sangat menjanjikan jika dipasangkan dengan Anies. Apalagi, menurutnya, Kaesang juga menyatakan siap dipasangkan dengan Anies.
"Kalau bicara faktor Kaesang tentu sangat menjanjikan dari hitung-hitungan politik bahwa kalau Anies bisa berpasangan dengan Kaesang tentu bisa saling melengkapi," jelasnya.
Menurut Adi, duet Anies-Kaesang mampu saling melengkapi. Anies mewakili kubu oposisi dan Kaesang dari kekuasaan. Namun, duet keduanya akan mendapat kendala.
"Tapi dalam praktiknya tak sesederhana itu, pasti ada benturan-benturan psikologis yang tidak bisa dihindari," ungkap Adi.
"Misalnya, elit-elit dan partai disekitar pendukung Jokowi dan Prabowo-Gibran itukan kelihatan tak happy dengan Anies misalnya sebut saja Demokrat menolak Anies, Projo menolak Anies, PAN mendukung Ridwan Kamil, Gerindra mendukung Ridwan Kamil,"
tuturnya.
merdeka.com
Oleh sebab itu, dia memprediksi dalam faktor itu sebenarnya keinginan Kaesang untuk bersama Anies tidak akan terwujud.
"Karena kubu penguasa, kubu kekuasaan, dalam hal ini dekat dengan Kaesang atau diasosiasikan dengan Kaesang rata-rata menolak kehadiran Anies," papar dia.
Dia melanjutkan, Anies adalah lawan politik yang dianggap sebagai antitesis Jokowi dan Prabowo-Gibran. Tak hanya itu, Kaesang tentu tidak bisa memutuskan keputusan politiknya sendiri tanpa melibatkan partai-partai pengusung di barisan Jokowi, kecuali Kaesang mau sendiri.
"Yang jelas dalam banyak hal jelas kaesang itu akan mengikuti bagaimana kecenderungan sikap politik para pendukung Jokowi para pendukung Prabowo-Gibran yang cenderung menolak Anies,"
imbuh Adi.
merdeka.com