Ini Isi Pembicaraan SBY dan Megawati saat Duduk Satu Meja di KTT G20
Menjelang Pemilu 2024 hubungan antara SBY dan Megawati sempat kembali memanas.
Beredar foto Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri sempat duduk semeja di rangkaian KKT G20 Bali, Selasa (15/11). Dalam foto tersebut, terlihat SBY dan Megawati sama-sama mengenakan baju berwarna biru.
Anggota Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Syarief Hasan menjelaskan, duduk satu meja antara SBY dan Megawati bukan hal disengaja. Dia mengatakan, hal itu sesuai dengan protokol yang ditetapkan oleh panitia pelaksana KTT G20.
-
Bagaimana cara SBY menggambarkan pertemuan dengan Megawati? "Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir," tulis SBY di akun twitter resminya, Senin (19/6).
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Apa yang ingin dilakukan Prabowo dan SBY terhadap Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Siapa yang memuji kemampuan Megawati di lapangan? Bahkan, pelatih dari tim lawan mengakui betapa sulitnya menghadapi Megawati.
-
Bagaimana Megawati menampilkan sisi femininnya? Memiliki Sisi Feminim Meski terlihat tomboi, wanita 24 tahun ini juga memiliki sisi feminin yang menarik. Ia mengombinasikan blouse dengan ikat pinggang berwarna pink. Penampilannya terlihat cantik dan keren dengan tambahan kacamata di atas hijabnya.
-
Siapa pacar Megawati Hangestri? Dalam unggahannya itu, ia menandai akun bernama Dio Novandra yang merupakan kekasihnya.
Dia menegaskan, perihal pembicaraan tidak ada pembahasan mengenai politik, terlebih soal pemilu 2024.
"Soal satu meja itu adalah protokol panitia. Soal isi pembicaraan saya pikir hanya ringan-ringan saja," kata Syarief, saat dihubungi merdeka.com, Rabu (16/11).
Saat ditanya, apakah duduk semeja antara SBY dan Megawati menjadi sinyal jika Partai Demokrat dan PDIP rujuk kembali di 2024, Syarief menegaskan bahwa hal itu sangat sulit untuk dilakukan.
"Itu berat," tegasnya.
Diketahui, menjelang Pemilu 2024 hubungan antara SBY dan Megawati kembali memanas. Salah satu pemicunya adalah penggalan pidato SBY di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) tersebar di media sosial.
Dalam pidato itu, SBY menyatakan akan turun gunung karena mendapatkan informasi akan adanya kecurangan pada Pemilu 2024. Tidak hanya itu, SBY bahkan curiga ada pihak yang merancang pertarungan Pemilu 2024 hanya dua calon.
Meski SBY tidak menyebut nama, namun pidatonya membuat PDI Perjuangan naik darah. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, jangan ada pihak yang saling tuding jika calon internal mereka tidak dapat bersaing.
"Kalau seseorang tidak dapat dukungan partai politik jangan sampai dikatakan dijegal," kata Hasto saat jumpa pers, Minggu (18/9).
Menurut Hasto, apa yang disampaikan SBY dalam pidatonya hanya menunjukan kekhawatiran jika hanya ada dua pasang calon maka putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak bisa masuk bursa pasangan calon presiden-wakil presiden 2024.
"Apa yang dikatakan itu sebuah kekhawatiran beliau. sehingga Pak AHY tidak bisa masuk sehingga itu dikatakan itu instrumen penjegalan. Itu harus diluruskan," ujar Hasto.
Hasto memastikan, PDI Perjuangan tidak pernah berniat menjegal siapa pun dalam kontestasi Pemilu 2024. Dia meyakini, jegal menjegal mereka yang ingin maju untuk dipilih rakyat adalah cara yang keliru dalam berdemokrasi.
"Terkait dengan Pilpres 2024 karena ini momentum sangat penting dan strategis, PDIP tegas jangan jegal calon dengan cara cara yang tidak benar," katanya.
(mdk/ray)