Ini Jawaban Jokowi soal Masuk Dewan Pertimbangan Agung Usai Jabat Presiden RI 2 Periode
Bendahara Umum Projo, Panel Barus menegaskan, jika Projo tidak ingin Presiden Jokowi buru-buru ‘pensiun’ dari kancah politik nasional.
Bendahara Umum Projo, Panel Barus menegaskan, jika Projo tidak ingin Presiden Jokowi buru-buru ‘pensiun’ dari kancah politik nasional.
- 'Jika Jokowi Jadi Dewan Pertimbangan Agung Tidak Bakal Bayang-bayangi Prabowo'
- Projo Duga PDIP Ingin Pisahkan Jokowi dengan Prabowo
- Ketum ProJo Dukung Jokowi Gabung Parpol: Pokoknya yang Nasionalis dan Kerakyatan
- Soal Ide Dewan Pertimbangan Agung di Pemerintahan Prabowo, Jokowi: Saya Masih Jadi Presiden Loh
Ini Jawaban Jokowi soal Masuk Dewan Pertimbangan Agung Usai Jabat Presiden RI 2 Periode
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, bahwa rencana dirinya setelah purna tugas 20 Oktober mendatang tidak berubah. Yakni akan kembali ke Solo menjadi warga biasa.
Hal itu dia sampaikan merespons dukungan Projo agar Presiden Jokowi masuk menjadi bagian Dewan Pertimbangan Agung (DPA).
"Sampai saat ini rencana saya masih belum berubah," kata Presiden Jokowi, di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (16/7).
Saat ditanya, jika Presiden Jokowi ditawari untuk mengisi di DPA apakah akan diterima atau tidak, dia pun enggan menjawabnya.
Sebelumnya, Bendahara Umum Projo, Panel Barus menegaskan, jika Projo tidak ingin Presiden Jokowi buru-buru ‘pensiun’ dari kancah politik nasional.
Projo pun akan mendukung jika Presiden Jokowi masuk ke DPA.
“Saya ingin sampaikan Projo ada karena ada Pak Jokowi, tidak ada Pak Jokowi tidak ada Projo! Maka terkait rencana DPA, yang pasti posisi Projo akan mendukung apapun langkah politik Pak Jokowi ke depannya,” kata Panel saat jumpa pers di Kantor DPP Projo, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (12/7).
Namun, Projo tetap berimajinasi suatu hari nanti Jokowi bisa memimpin sebuah partai politik sebagai ketua umum. Alasannya, Jokowi diyakini masih mempunyai pengaruh sangat besar untuk bangsa.
“Imajinasi Projo soal langkah Pak Jokowi seperti apa, Projo mikirnya Pak Jokowi memimpin parpol, (sebab) Pak Jokowi selalu memberi insentif elektoral terhadap kelompok / parpol yang diikutinya,” ucap Panel optimistis.