Istri Marzuki Ali & istri SDA dinilai tak kompeten jadi waketum PPP
Dua nama itu bersama pengacara Humphrey Djemat dijadikan waketum PPP dalam kepengurusan baru oleh Djan Faridz.
Ketua Umum PPP versi muktamar Jakarta Djan Faridz diam-diam mengubah dan mendaftarkan kepengurusan baru PPP di Kemenkum HAM dengan akta notaris baru. Perubahan susunan pengurus tersebut tanpa melibatkan pengurus PPP yang lain.
Wakil Sekjen PPP kubu Romahurmuziy (Romi), Arsul Sani mengkritik keras kesewenang-wenangan Djan Faridz tersebut. Menurut Arsul ada banyak nama yang tak jelas kontribusinya untuk PPP tapi dipaksakan masuk dalam postur pengurus, salah satunya yaitu nama wakil Ketua Umum PPP, Humphrey Djemat.
"Saya sorry saja soal Pak Humphrey, wong dia milih PPP saja belum pernah. Punya kartu anggota PPP saja sebelumnya belum pernah, kok tiba-tiba, ujug-ujug jadi wakil ketua umum. Nah kan kasihan orang yang sudah bertahun-tahun jadi kader PPP. Menjadi anak buah sajalah, jangan elite," ujar Arsul saat dihubungi merdeka.com, Jumat (8/1).
Menurut anggota Komisi III DPR ini, tak bisa orang meski dengan kualitas gelar tertentu secara akademis masuk begitu saja ke struktur partai tanpa melalui proses kaderisasi.
"Tanya Pak Humphrey, sudah pernah belum memilih PPP selama pemilu. Jangan-jangan menggunakan hak pilihnya saja tidak pernah," sambungnya.
Arsul juga mengritik masuknya nama istri Marzuki Ali, Asmawati dan istri mantan Ketum PPP Wardatul Asriyah. Keduanya menjadi wakil ketua umum. Menurut Arsul, mereka sangat tak kompeten.
"Terus istrinya Pak Marzuki Ali dimasukkan menjadi wakil ketua umum DPP PPP. Lah itu bagaimana pemilu kemarin saja masih nyoblos Demokrat kok," tuturnya.
Arsul menegaskan bahwa langkah sembarangan yang dilakukan oleh Djan Faridz ini akan menimbulkan pergolakan besar di internal partai.
"Kan melihat persoalan partai politik itu tidak bisa seperti Pak Humphrey Djemat itu yang penting hukumnya mengatakan apa. Ini partai politik, bukan perkara perdata, bukan pemegang saham perusahaan. Partai politik itu stakeholder, pemangku kepentingannya itu ribuan, puluhan ribu, bahkan jutaan. Itu kan mereka punya pemilih," ungkapnya.
Arsul mengingatkan agar kultur dan konteks sosiologi partai diperhatikan. Maka dari itu menurutnya satu-satunya jalan keluar hanyalah segera ada islah menggabungkan kedua kubu lalu menggelar muktamar bersama.
"Muktamar kembali bersama yang harus melaksanakan adalah pengurus DPP PPP hasil Muktamar Bandung. Karena itu konsekuensi logis dari dicabutnya SK Menkum HAM. Dari sisi aspek organisasinya itu yang paling baik kembali ke Muktamar Bandung. Karena pengurus Muktamar Bandung terdiri dari kedua kubu," pungkasnya.
Baca juga:
Epyardi sebut Dimyati biang kerok, buang senior PPP ganti orang baru
Djan Faridz ubah susunan pengurus hasil muktamar, ada Hamdan Zoelva
Diam-diam Djan Faridz batalkan sendiri hasil muktamar PPP Jakarta
Akhirnya Menkum HAM cabut SK kepengurusan PPP kubu Romi
-
Kenapa PPP mendukung Khofifah-Emil Dardak? Atas pertimbangan baik masukan dari para tokoh, habaib, dan juga usulan DPD PPP yang telah melakukan rapat dan telah lakukan komunikasi politik dengan Ibu Khofifah dan Pak Emil, maka memutuskan PPP untuk mendukung Ibu Khofifah dan Bapak Emil Dardak untuk melanjutkan kerjanya di Jatim,” kata Mardiono dalam sambutannya.
-
Bagaimana PPP memutuskan untuk mendukung Khofifah-Emil Dardak? Atas pertimbangan baik masukan dari para tokoh, habaib, dan juga usulan DPD PPP yang telah melakukan rapat dan telah lakukan komunikasi politik dengan Ibu Khofifah dan Pak Emil, maka memutuskan PPP untuk mendukung Ibu Khofifah dan Bapak Emil Dardak untuk melanjutkan kerjanya di Jatim,” kata Mardiono dalam sambutannya.
-
Bagaimana PPS membentuk KPPS? Membentuk Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS): PPS membentuk KPPS yang bertugas dalam pelaksanaan pemungutan dan perhitungan suara.
-
Kapan PPP memberikan dukungan kepada Khofifah-Emil Dardak? PPP resmi memberikan dukungan kepada pasangan Khofifah-Emil untuk maju kembali sebagai cagub-cawagub di Pilkada Jawa Timur 2024.
-
Dukungan apa yang diberikan PPP kepada Khofifah-Emil Dardak? PPP resmi memberikan dukungan kepada pasangan Khofifah-Emil untuk maju kembali sebagai cagub-cawagub di Pilkada Jawa Timur 2024.
-
Bagaimana TKN Prabowo-Gibran menanggapi putusan DKPP? Meski begitu, dia menyampaikan TKN Prabowo-Gibran menghormati keputusan DKPP. Namun, kata dia keputusan tersebut tidak bersifat final.