Jelang Pilpres, Demokrat genjot elektabilitas AHY
Jelang Pilpres, Demokrat genjot elektabilitas AHY. Saat ini, kata Hinca, sejumlah lembaga survei menempatkan AHY sebagai cawapres dengan peringkat tertinggi. Bahkan nama AHY pun oleh sejumlah lembaga survei dianggap mampu bersaing sebagai capres di 2019.
Jelang pelaksanaan Pilpres 2019, Partai Demokrat tengah menyiapkan kader terbaiknya untuk maju. Kader tersebut adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dipersiapkan maju baik sebagai capres maupun cawapres dari Partai Demokrat.
Untuk mendukung langkah AHY maju dalam Pilpres 2019, Partai Demokrat pun terus menggenjot elektabilitas putra sulung SBY ini. Salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan elektabilitas AHY dengan melakukan safari politik.
-
Kapan AHY mulai bertugas sebagai ketua partai Demokrat? Sebelum bertugas sebagai ketua partai Demokrat di tahun 2016, AHY sempat menduduki pangkat Mayor.
-
Apa yang membuat netizen terkejut tentang Agus Harimurti Yudhoyono? Pasalnya, beberapa netizen terkejut saat mengetahui bahwa usia AHY sudah mencapai 45 tahun, sementara wajahnya masih terlihat begitu awet muda.
-
Siapa yang menginisiasi kejutan ulang tahun untuk Agus Harimurti Yudhoyono? Istri AHY, Annisa Pohan, menginisiasi kejutan ulang tahun untuk suaminya.
-
Bagaimana cara AHY mengajak kader Demokrat untuk move on? Sikap memaafkan dan mengajak seluruh kader untuk “move on” memberi signal yang menunjukkan kedewasaan politik, baik dari Ketua Umum Mas AHY maupun seluruh jajaran Partai Demokrat.
-
Kapan Agus Harimurti Yudhoyono merayakan ulang tahunnya? AHY baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-45 pada tanggal 10 Agustus 2023 yang lalu.
-
Siapa yang menunjuk Agus Riewanto menjadi panelis debat? Terkait tema itu, KPU telah menunjuk sejumlah panelis debat, salah satunya Pakar Hukum Tata Negara Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Agus Riewanto.
"Demokrat mempersiapkan mas AHY. Beliau salah satu putra terbaik yang ada di Demokrat. Sekarang (AHY) terus bekerja keras keliling Nusantara, tur ke Jawa Timur sebelumnya tur Jawa Barat, sekarang tur ke Yogyakarta" ujar Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan di Alun-alun Utara, Yogyakarta, Minggu (8/4) malam.
Hinca menerangkan hingga batas waktu pendaftaran pasangan Capres dan Cawapres pada 4-10 Agustus 2018 mendatang, Partai Demokrat akan menggenjot elektabilitas AHY. Saat ini, kata Hinca, sejumlah lembaga survei menempatkan AHY sebagai cawapres dengan peringkat tertinggi. Bahkan nama AHY pun oleh sejumlah lembaga survei dianggap mampu bersaing sebagai capres di 2019.
"Lembaga-lembaga survei menempatkan mas AHY pada papan atas di calon presiden dan nomor satu untuk calon wakil presiden. Itu rata-rata hasil survei bulan Maret," tutur mantan Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI ini.
Hinca menerangkan Partai Demokrat masih terus melakukan pemantauan terhadap hasil yang dikeluarkan lembaga survei tentang elektabilitas AHY dalam pertarungan Pilpres 2019. Sembari menunggu hasil survei terakhir, sambung Hinca, Partai Demokrat terus melakukan komunikasi dengan partai politik lainnya.
"Untuk bisa mencalonkan presiden dan wakil presiden sebagai pasangan calon. Dia (paslon) harus mendapatkan dukungan partai politik 20 persen kursi di nasional. Otomatis tidak ada parpol yang bisa mengusung calon tanpa harus berkoalisi," urai Hinca.
Hinca menambahkan hingga saat ini sikap Partai Demokrat masih sejalan dengan hasil Rapimnas yang digelar pada Maret yang lalu. Nantinya Partai Demokrat akan menentukan sikapnya di waktu yang dianggap tepat.
"Posisi Demokrat sampai hari ini persis masih sama dengan tanggal 10 Maret yang lalu, saat rapimnas. Ketua Umum, Pak SBY menyampaikan pada waktu yang tetap kami (Demokrat) akan umumkan siapa calon presiden dan wakil presiden," tutup Hinca.
Baca juga:
Sekjen Demokrat sebut pernyataan ketum PPP ngawur
SBY keliling jawa untuk perbaiki suara Demokrat yang hancur
Demokrat sebut calon tunggal di Pilpres bentuk kemunduran demokrasi
Lantik kader di Yogyakarta, SBY pesan tak perlu banyak janji & retorika
Lantik pengurus DPD DIY, SBY ingatkan kader untuk kerja keras