Jika Hoaks Dipercaya, Partisipasi Rakyat Saat Pemilu Berpotensi Anjlok
Sebab berita hoaks yang makin massif terjadi dapat mengurangi partisipasi masyarakat dalam Pemilu. Terlebih juga bisa merugikan pihak penyelenggara pemilu.
Penyebaran kabar bohong alias hoaks di linimassa jelang Pemilu serentak 17 April semakin massif. Data dimiliki Kementerian Komunikasi Informatika, sejak awal 2019 hingga saat ini, setiap bulan terjadi peningkatan lebih dari 100 isu hoaks. Rata-rata didominasi soal politik.
Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Mochammad Afiffudin khawatir dengan kondisi ini. Sebab berita hoaks yang makin massif terjadi dapat mengurangi partisipasi masyarakat dalam Pemilu. Terlebih juga bisa merugikan pihak penyelenggara.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
"Bagi Bawaslu kalau hoaks ini dipercaya publik khawatir mengurangi partisipasi karena misalnya mereka percaya kalau penyelenggara enggak netral. Sampainya secara langsung bisa membuat penilaian publik kepada kami salah karena info yang tidak benar tersebut," kata Afif di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Sabtu (6/5).
Makin maraknya berita hoaks yang diterima masyarakat, berimbas pada terdegradasinya pengetahuan dan pemahaman politik. Bawaslu mengaku sudah berupaya memberi edukasi kepada semua pihak agar tak memercayai hoaks.
"Bagi bangsa ini juga akan mengalami defisit pendidikan politik, jika hoaks semakin banyak dan dipercaya," ujarnya.
Bawaslu sudah bekerjasama dengan aparat kepolisian khususnya Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri untuk menindak para penyebar hoaks.
"Kalau penindakannya kita kerjasama dengan Kominfo terkait hoaks yang ada di medsos dan juga dengan tim cyber crime untuk tindak lanjut," ucapnya.
Baca juga:
Jawab Kekhawatiran Prabowo, KPU Tegaskan Suara Tak Bisa Dicuri
Mendagri Sebut Tak Masuk Akal Server KPU Disetting Menangkan Jokowi-Ma'ruf
Jusuf Kalla: 11 Hari Lagi Bangsa Ini Diuji
Hoaks Diciptakan Untuk Mengubah Opini dan Sikap Politik
TKN Minta Tak Diseret Dalam Kasus Peretasan Data Ferdinand Hutahaean dan Imelda
MA Tegaskan Putusan PTUN Harus Dilaksanakan