Koalisi Cek Fakta Siap Lawan Hoaks, Rawat Ruang Demokrasi Pilkada 2024
Septiaji mengatakan acara ini mengumpulkan lembaga penyelenggara pemilu, pemerintah, pakar, rekan media, hingga masyarakat sipil guna mencari solusi
Menjelang Pilkada 2024, Koalisi Cek Fakta yang terdiri dari 103 media di wilayah Indonesia menggelar acara Indonesia Fact Checking Summit 2024 demi membahas upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga Pilkada 2024 dari penyebaran informasi palsu (hoaks) serta merawat demokrasi Indonesia.
"Didukung oleh Google News Initiative. Kita mengumpulkan stakeholder terkait untuk berbicara tentang situasi terkini, tentang bagaimana kita sedang melawan disinformasi, gangguan informasi, khususnya di tahun pemilu untuk bagaimana kita bisa menjaga demokrasi," kata Septiaji dalam acara IFCS 2024, Lumire Hotel, Jakarta, Kamis (7/11).
Septiaji mengatakan acara ini mengumpulkan lembaga penyelenggara pemilu, pemerintah, pakar, rekan media, hingga masyarakat sipil guna mencari solusi melawan penyebaran hoaks menjelang Pilkada 2024.
"Jadi kita juga ingin nyari-nyari solusi, misalnya terkait dengan masalah yang sekarang lagi ngetrend tentang AI, bagaimana kita bisa menyikapinya, kontentifik, dan sebenarnya teknologi apa yang bisa kita pakai," ujarnya.
Hal tersebut menjadi perhatian pasalnya kata Septiaji penyebaran hoaks di Indonesia masih marak terjadi. Pada Maret 2024, hoaks yang ditemukan mencapai 394, April 328, Mei 412, dan Juni 296 kasus. Hal ini menandakan hoaks tetap ada walau pilpres telah selesai.
Dia menyebut perlu adanya penanganan yang tepat, sebab seluruh elemen bangsa Indonesia mengharapkan Pilkada yang jujur, adil, transparan, dan dapat dipercaya tanpa hoaks.
"Seluruh elemen Bangsa Indonesia berharap Pilkada kali ini berlangsung secara transparan, adil, dan dapat dipercaya, juga tanpa hoaks. Hoaks bersifat lokal, menyasar ke kandidat maupun penyelenggara pemilu," katanya.
Selain itu, Koordinator Cek Fakta Adi Marsiela menambahkan nantinya Koalisi Cek Fakta akan membentuk sistem kerja dalam mengawal keberlangsungan Pilkada 2024 agar terhindar dari disinformasi.
"Kami di Koalisi Cek Fakta akan memformulasikan kira-kira untuk kerja pemantauan pada saat hari pemilihan. Nah, kita akan coba membentuk sistem kerjanya, prosesnya, apakah akan sama seperti pada saat proses Live Fact-Checking 14 Februari pada saat pemilihan Presiden. Karena tantangannya untuk pemilihan kepala daerah ini hampir di seluruh wilayah," kata Adi.
Adi menjelaskan formulasi sistem kerja ini menjadi krusial lantaran menjadi tantangan terbesar sebab Pilkada dilaksanakan serentak di seluruh wilayah, sehingga perhatian publik akan terpecah.
Meski begitu, Koordinator Cek Fakta Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Elin Yunita Kristanti mengatakan dalam upaya melawan hoaks pihaknya membutuhkan kolaborasi serta peran banyak pihak sehingga mampu menyebarkan informasi yang benar dan berdasarkan faktanya.
"Jadi memang kita sudah punya model yang cukup untuk melawan hoax, dan ya sekarang tantangannya adalah karena makin canggih ya, kita perlu bantuan juga dari banyak pihak, termasuk platform, juga dari akademisi dan lain-lain. Jadi kolaborasi itu harus ada," ujar Elin.
Reporter Magang : Maria Hermina Kristin