Riset Ini Ungkap Indonesia Masih Rawan Gangguan Informasi Jelang Pemilu
Hoaks masih menjadi ancaman nyata jelang pemilu. Masyarakat pun masih banyak yang "terjangkit" hoaks.
Hoaks masih menjadi ancaman nyata jelang pemilu.
Riset Ini Ungkap Indonesia Masih Rawan Gangguan Informasi Jelang Pemilu
Hasil riset The Safer Internet Lab (SAIL) oleh CSIS dan Google Indonesia menunjukkan bahwa potensi masyarakat Indonesia terkena gangguan informasi di ruang digital masih besar.
Hal itu disampaikan Arya Fernandes, Ketua Departemen Politik dan Perubahan sosial CSIS pada rilis Survei Opini Publik: Proyeksi dan Mitigasi Gangguan Informasi Pemilu 2024, Jakarta, Rabu (18/10).
Data yang dikumpulkan berasal dari 1.320 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Hasilnya, tingkat kepercayaan responden terhadap gangguan informasi yaitu 42,3 persen dari hoaks tentang pemilu dan 48,4 persen dari hoaks non-pemilu.
Gangguan informasi yang dimaksud adalah penyebaran informasi yang salah, baik secara disengaja ataupun tidak.
Apapun itu, gangguan informasi dapat menyebabkan suatu masalah yang besar bagi kedamaian di Indonesia.
Gangguan informasi dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi, institusi penyelenggara pemilu, serta penyelenggaraan pemilu.
Apa yang Harus Dilakukan?
Selama bertahun-tahun, program literasi digital telah diselenggarakan untuk membantu masyarakat menyaring informasi, mana yang benar dan mana yang salah. Program-program ini, sayangnya, belum efektif untuk mengurangi gangguan informasi di ruang digital.
Karena itu, Putri Alam, Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia menyatakan bahwa program-program ini haruslah digiatkan kembali agar masyarakat Indonesia menjadi lebih melek literasi dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menyaring informasi palsu.
Ke depannya, harus ada penyelidikan mendalam mengenai pelaku-pelaku ini dan apa motif di belakang penyebaran gangguannya ini.
Selain itu, diperlukan juga chanel-chanel resmi yang sudah jelas sumber datanya.
Dengan kehadiran chanel-chanel ini, masyarakat menjadi tahu di mana bisa mendapatkan informasi aktual mengenai pemilu tanpa perlu khawatir akan informasi palsu.
Cara lainnya adalah dengan melakukan pengecekan fakta di media-media yang sudah tersedia. Namun sayangnya, data riset itu menunjukkan bahwa hanya kurang dari 20 persen responden pernah mengakses pengecek fakta.
Ruang digital harus bisa menjadi ruang yang sehat untuk kegiatan pemilu, dengan kebebasan berpendapat yang tidak menyebarkan kebencian di antara masyarakat.
Apalagi, hasil survei menunjukkan bahwa pada tahun 2023, media sosial adalah pemegang peran sentral sebagai medium diskusi politik menjelang Pemilu 2024.
Dengan ruang digital yang sehat, dapat terwujud suatu hal yang diinginkan banyak orang, yaitu Pemilu Damai 2024.