Menkominfo: 92 Persen Kebisingan di Ruang Digital Ulah Buzzer
Bahkan Menkominfo menyebut situasi ruang digital lebih baik dibandingkan pada 2019.
Bahkan Menkominfo menyebut situasi ruang digital lebih baik dibandingkan pada 2019.
Menkominfo: 92 Persen Kebisingan di Ruang Digital Ulah Buzzer
-
Apa dampak negatif buzzer? Buzzer dapat memanipulasi opini publik dengan menyebarkan informasi yang tidak akurat, menyesatkan, atau berbahaya.
-
Apa sebenarnya "buzzer" itu? Secara umum, pengertian buzzer adalah orang yang mendengungkan pesan.
-
Apa itu buzzer? Mengutip dari laman liputan6.com, penjelasan tentang apa itu buzzer adalah jasa atau orang yang dibayar untuk membantu promosi atau mendengungkan suatu hal.
-
Bagaimana buzzer bekerja? Dalam hal ini, orang yang menjadi buzzer bekerja dengan cara-cara tertentu untuk mencapai target yang diharapkan. Di mana media sosial saat ini memiliki peran besar dalam upaya buzzer menyampaikan informasi.
-
Siapa yang memanfaatkan jasa buzzer? Awalnya, buzzer lebih sering digunakan sebagai strategi pemasaran untuk mempromosikan produk atau merek tertentu.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan situasi ruang digital pasca Pemilu 2024 disebut lebih baik dibandingkan pada 2019.
Kata dia, sumber kebisingan ruang digital lebih banyak disebabkan kegiatan pendengung atau buzzer.
"Menurut data, suasana lebih baik dibanding Pemilu 2019. Hoaks yang sudah kita take down hampir 1.923 konten. Dan paling agak vital ini hampir 92 persen kebisingan ruang digital kita ternyata diisi para buzzer" jelas Budi Arie dalam keterangan persnya, Rabu (20/3).
Dirinya menyebut bahwa terjadi penurunan signifikan isu hoaks dibandingkan Pemilu 2019.
Sejak 17 Juli 2023 sampai dengan 18 Maret 2024, Tim AIS Kementerian Kominfo mengidentifikasi 274 isu hoaks. Sementara pada kurun waktu yang hampir sama dalam Pemilu 2019 Tim AIS Kementerian Kominfo mengidentifikasi sebanyak 714 isu hoaks.
“Jumlah sebaran hoaks mencapai 3.235 konten, di mana 1.971 konten hoaks kita take down. Sisanya itu kita stempel hoaks, karena isunya nggak masuk akal,"
Menkominfo Budi Arie Setiadi.
Menurut dia, konten hoaks masih tersebar di hampir seluruh platform media digital seperti Meta (Facebook dan Instagram), X, Google dan Tiktok.
Namun demikian, Menteri Budi Arie mengapresiasi upaya penyelenggara platform digital yang menerapkan kebijakan komunitas untuk menekan sebaran konten hoaks, termasuk yang berkaitan dengan Pemilu 2024.
"Tiktok sendiri sudah lapor ke kami selama Pemilu ini sudah take down 10,8 juta konten. Secara mandiri tanpa kita minta, kebijakan komunitas mereka melakukan crawling dan take down. Google juga hampir 2 juta lebih konten yang sudah di-take down secara mandiri. Termasuk Meta, Instagram dan Facebook," kata Budi Arie.
Menkominfo Budi Arie Setiadi mengajak masyarakat agar tetap menjaga situasi selama tahapan Pemilu 2024 tetap berlangsung damai.
"Saya ingin menyampaikan di bulan baik dan sebentar lagi kita akan menghadapi Idul Fitri, mari kita sama-sama suarakan damai penuh makna,” tuturnya.