Menkominfo Budi Arie Ungkap Hoaks Pemilu Meningkat Tahun 2023, Salah Satunya Ganjar Ingin Jegal Anies Nyapres
Penyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Penyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Menkominfo Budi Arie Ungkap Hoaks Pemilu Meningkat Tahun 2023, Salah Satunya Ganjar Ingin Jegal Anies Nyapres
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan isu hoaks atau berita bohong yang beredar di masyarakat meningkat menjelang Pemilu 2024.
Kominfo mencatat sepanjang Januari hingga 26 Oktober 2023 sebanyak 98 isu hoaks. Jumlah itu meningkat dibanding di tahun 2022 yang hanya terdapat 10 isu hoaks Pemilu.
"Sepanjang 2022, hanya terdapat 10 hoaks Pemilu. Tahun 2023 terdapat 98 isu hoaks Pemilu. Secara khusus, terjadi peningkatan signifikan dari bulan ke bulan," kata Menkominfo Budi Arie Setiadi saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (27/10).
Budi menyebut penyebaran hoaks Pemilu ditemukan di pelbagai media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, Snack Video, dan YouTube.
Berdasarkan statistik penanganan hoaks Pemilu, Facebook menjadi ladang penyebaran hoaks terbanyak yakni 455 isu.
"Penyebaran hoaks dapat ditemukan di beragam media sosial, catatan kami paling banyak ditemukan di platform Facebook. Kita akan take down 455 isu," ujar Budi.
Kasus hoaks ditangani Kominfo
Penanganan penyebaran isu hoaks Pemilu periode 19 Januari 2022-27 Oktober 2023 mencapai 101 isu. Pengajuan take down hoaks ada 526 dari total penyebaran. Sementara yang sedang ditindaklanjuti 378 isu hoaks.
Didominasi hoaks di facebook
Budi menjelaskan, platform Facebook menjadi paling banyak penyebaran hoaks. Sebab pengguna Facebook terbanyak di Indonesia, dan faktor demografi Indonesia.
Berdasarkan data Napoleon Cat, jumlah pengguna Facebook di Indonesia tercatat mencapai 205,4 juta pengguna pada bulan Agustus 2023. Jumlahnya meningkat 7,31 persen dibandingkan bulan sebelumnya
"Ya paling banyak penggunanya di Indonesia, (Facebook) FB ini sosmed yang paling sering digunakan untuk political campaign. Demografi juga mempengaruhi. Tapi Meta Platform mau bantu kita untuk menjaga kualitas demokrasi di Indonesia," ujar Budi.
Salah satu hoaks Prabowo gagal nyapres dan Ganjar jegal Anies
Budi mengatakan, Menkominfo menemukan beragam disinformasi di Facebook. Budi menyontohkan isu Prabowo Subianto yang gagal mendaftar jadi calon presiden (capres) karena batas usia, dan Ganjar Pranowo yang daftar menjadi capres hanya ingin menjegal Anies Baswedan.
"Kami menemukan disinformasi bahwa pak Prabowo gagal mencalonkan jadi presiden karena batas usia, terus Ganjar Pranowo menjadi bakal capres hanya ingin menjegal Anies," ujar Budi.
Kominfo berjanji akan membasmi isu penyebaran hoaks pemilu di Indonesia. Langkah hukum akan diterapkan apabila ditemukan kasus hoaks yang memiliki intensitas berat dan berpotensi memecah belah bangsa.
"Yang pasti kita ingin membangun narasi pemilu damai. Langkah takedown itu kan bagian dari upaya penyebarannya hilang di media sosial. Untuk langkah hukum kita lihat di UU ITE atau UU Pemilu, kita pasti akan koordinasi dengan aparat penegak hukum dalam penyebaran hoaks Pemilu itu," tutur Budi.