Jika jadi Gubernur Jabar, Sudrajat ingin ubah nama Meikarta
Dia akan berupaya mengonsolidasikan mana daerah pertanian, industri, dan hutan lindung yang sampai sekarang makin tergerus. Ia akan mengajak bupati dan walikota di Jabar untuk merencanakan tata ruang yang pas sehingga lingkungan tetap terjaga.
Partai Gerindra telah menetapkan Mayjen (Purn) Sudrajat sebagai calon Gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2018 mendatang. Ternyata, dia telah memiliki beberapa rencana jika terpilih menjadi kepala daerah di provinsi dengan populasi terbesar di Indonesia ini.
Sudrajat mengatakan, ingin mengubah nama Meikarta dengan nama yang mengandung unsur Jawa Barat jika nantinya terpilih. Untuk diketahui, Meikarta merupakan proyek pembangunan pusat permukiman yang berlokasi di Cikarang.
Hal itu disampaikan Sudrajat saat menghadiri pengumuman pencalonan dirinya sebagai cagub Jabar pada Pilkada 2018 oleh Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Sabtu (9/12).
"Yang jelas yang saya pikirkan dari segi nama. Mungkin kita harus review kenapa di tengah-tengah Jawa Barat ini ada nama yang kayaknya asing daripada istilah-istilah Jawa Barat. Ini harus bisa kita review kembali," jelasnya.
Proyek Meikarta juga akan didalami, apakah telah sesuai dengan RTRW atau belum. "Dari aspek lingkungan, dari aspek perizinan dan aspek pembangunan masa depan, apakah itu sesuai dengan rencana tata ruang, apakah ada dampak negatif dan positif bagi rakyat. Sejauh mana manfaat pembangunan itu sebesar-besarnya bagi rakyat banyak," paparnya.
Jika setelah dikaji hasilnya negatif untuk berbagai aspek, maka izin pembangunan tak akan dikeluarkan. Namun jika pembangunan itu memberi dampak bagi kesejahteraan masyarakat, maka akan dilanjutkan.
"Kalau dampaknya setelah kita teliti, setelah timbang semuanya tidak baik bagi masyarakat Jawa Barat, maka sebaiknya izin tidak kita keluarkan. Tapi kalau manfaatnya banyak, bagus, dan arahnya kita arahkan betul-betul dampak lingkungan dan akhirnya untuk kesejahteraan dan kemajuan rakyat tidak ada salahnya," jelas Sudrajat.
Dia mengungkapkan, wilayah Pantura juga akan menjadi perhatiannya jika diberi kesempatan menjadi Gubernur Jabar. Tata ruang di wilayah Pantura juga akan dikaji kembali dan disesuaikan dengan perkembangan.
Dampak lingkungan dan industri juga akan diperhatikan apakah akan memberi dampak negatif terhadap lahan pertanian yang ada. "Seperti masalah banjir di Citarum. Masalah limbah-limbah dari pabrik-pabrik dan segala macamnya," ujarnya.
Dia akan berupaya mengonsolidasikan mana daerah pertanian, industri, dan hutan lindung yang sampai sekarang makin tergerus. Ia akan mengajak bupati dan walikota di Jabar untuk merencanakan tata ruang yang pas sehingga lingkungan tetap terjaga.
"Bagi saya adalah memimpin Jabar tidak hanya bisa diselesaikan oleh gubernur, tetapi harus kerja sama dengan seluruh stakeholders provinsi, kabupaten dan walikota," pungkasnya.