Jika jadi presiden, Rhoma janji tak intervensi urusan agama
"Indonesia bukan negara agama, bukan juga negara sekuler," kata Rhoma.
Raja Dangdut Rhoma Irama sepertinya semakin ngebet untuk bisa maju sebagai capres pada 2014. Rhoma berjanji jika kelak dirinya terpilih menjadi presiden akan membuat memisahkan kewenangan pemerintah dan ulama.
"Indonesia bukan negara agama, bukan juga negara sekuler. Kita mengakui Ketuhanan yang maha esa. Ada enam agama yang sudah diakui negara. Dalam terminologi Islam ada dua yang penting dalam bernegara, pemerintah dan ulama," kata Rhoma dalam Seminar Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang di Universitas Indonesia (UI), Salemba, Jakarta, Jumat (20/12).
Menurutnya, saat ini peran ulama dan pemerintah masih rancu dan belum ada garis tegas dalam penanganan konflik lintas agama. Dia berjanji akan mempertegas jika dia terpilih sebagai presiden.
"Kalau saya jadi presiden, harus jelas mana domain pemerintah dan ulama. Jangan ada interpretasi di antara mereka," papar Rhoma.
Dia mencontohkan bagaimana jika ada aliran kepercayaan yang dianggap sesat dalam Islam. Solusinya menurutnya dikembalikan kepada ulama Islam, apakah itu dianggap sesat atau tidak.
"Setiap agama memiliki ajaran sesat, jika ada yang dianggap sesat kita kembalikan ke ulama agamanya. Pemerintah hanya mengeksekusi saja. Itu domain ulama, pemerintah hanya dengar itu dan pemerintah hanya mengeksekusi arahan ulama. Kepercayaan disebut sesat karena meresahkan ajaran agama induknya," tutur Rhoma.
Rhoma menyebut pemerintah saat ini gamang dalam menyelesaikan konflik agama. "Pemerintah gamang dan tidak bisa memberikan solusi akan konflik yang ada. Kalau saya kelak, akan ke depankan agama, jangan intervensi agama. Itu tidak bisa diintervensi," terang Rhoma.