JK ogah ikut campur soal Demokrat 'main dua kaki' di Pilpres 2019
Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Jokowi-Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla tidak mau menanggapi kabar pecah suaranya Partai Demokrat di Pilpres 2019. Dia menilai hal tersebut adalah urusan internal Demokrat dan tidak mau mencampuri.
Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Jokowi-Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla tidak mau menanggapi kabar pecah suaranya Partai Demokrat di Pilpres 2019. Dia menilai hal tersebut adalah urusan internal Demokrat dan tidak mau mencampuri.
"Itu tanya pada Demokratlah," kata JK di kantornya, Jalan Merdeka Utara, Senin (10/9).
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai dampak dari hukuman terhadap BUMN yang rugi? Kalau suatu kebijakan bisnis, langkah bisnis rugi cuma dua kemungkinannya, dia untung, dan rugi. Kalau semua perusahaan rugi, maka seluruh BUMN karya harus dihukum, ini bahayanya, kalau satu perusahaan rugi harus dihukum, maka semua perusahaan negara harus dihukum, dan itu akan menghancurkan sistem," ujar JK.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
Dia pun tidak mau berandai-andai apakah Demokrat akan bergabung. JK juga menghargai keputusan Demokrat untuk memilih dan mendukung Prabowo-Sandiaga Uno.
"Demokrat sudah resmi dukung prabowo kita hargai itu," papar JK.
Sebelumnya, koalisi pendukung Jokowi menarik nama Gubernur Jatim Soekarwo dan Gubernur Papua Lukas Enembe. Keduanya merupakan kader Partai Demokrat yang mendukung kubu Prabowo-Sandiaga. Kepala daerah itu diplot sebagai tim kampanye teritorial.
Baca juga:
Takut berimbas ke Demokrat, Agus Hermanto harap masalah Roy Suryo cepat selesai
Sandiaga ogah komentari ihwal Demokrat 'main dua kaki' di Pilpres
Lukas Enembe, Pakde Karwo & Wahidin Halim dilobi masuk tim Jokowi-Ma'ruf
Dispensasi kader dukung Jokowi, Demokrat dinilai wajar ingin jaga suara Pileg
Roy Suryo minta waktu untuk klarifikasi aset Kemenpora
Fadli Zon yakin Demokrat bakal satu suara dukung Prabowo