JK: Siapa pun Pemerintah Selanjutnya Hadapi Tantangan Berat
Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK melemparkan kritikan terhadap sejumlah kebijakan Joko Widodo atau Jokowi. Dia mengatakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
JK: Siapa pun Pemerintah Selanjutnya Hadapi Tantangan Berat
Hal itu dikatakan JK dalam acara diskusi dengan tema "Konsolidasi untuk Demokrasi Pasca Pemilu 2024: Oposisi atau Koalisi" di Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Depok (7/3).
"Siapa pun pemerintah ini, tidak mudah memerintah Indonesia pada pemerintahan yang akan datang. Pemerintah yang akan datang harus punya keberanian. Kalau dia kacau pemerintahan yang akan datang, maka semuanya akan kena. Jadi semuanya akan sulit," ujar dia.
JK mengungkap penyebabnya dengan menyinggung soal fiskal yang ditinggalkan oleh masa pemerintahan Jokowi.
"Kenapa? Karena pemerintahan sekarang telah menghabiskan segala sumber dana untuk sesuatu, untuk hal-hal yang kadang-kadang tidak efisien, tidak prinsipil," ujar dia.
Politikus Golkar ini tak membeberkan secara gamblang kebijakan yang dimaksudkannya tidak prinsipil. Dia kemudian mengungkit soal pembangunan infrastruktur yang dirasa hanya menguntungkan kalangan tertentu.
"Saya pikir dari rumah ke sini mungkin 45 menit, 1 jam, ternyata cukup 20 menit karena jalan tol bagus tapi tentu tidak bagus yang punya rumah sebelahnya, tidak bisa lagi bikin kedai, bikin warung lagi. Jadi ada baik-buruknya juga suatu pembangunan itu," ujar dia.
"Baik yang punya mobil, tidak baik untuk yang jalan kaki. Nah itu ada yang keseimbangan seperti itu," ujar dia.
Lebih lanjut, JK mengajak semua pihak untuk kembali bersatu dalam menghadapi tantangan ke depan.
"Kalau politik hanya yang menang gembira, yang kalah tentu kurang gembira. Tapi kalau ekonomi semua kena. Kalau harga beras naik, semua akan kena. Kalau harga naik, inflasi tinggi semua akan kena," ujar dia.
"Tentu saja ada juga yang senang, yang punya cash banyak, tapi secara umum akan kena. Tidak ada lagi masalah oposisi di situ tapi masalah rakyat keseluruhan," dia menambahkan.
JK menguraikan, tantangan yang akan dihadapi di antaranya posisi utang Indonesia yang menembus Rp8.000 triliun, utang BUMN kurang lebih Rp3.000 triliun hingga Rp4.000 triliun.
"Jadi Rp11.000-12.000 triliun. Bunga cicilannya kira-kira Rp6.000 triliun," ujar dia.
Belum lagi, JK menambahkan, belanja subsidi mulai dari bansos, pendidikan, BBM hingga makan siang gratis.
"Kalau ditotal ini bisa Rp4.000 triliun. Pendapatan negara cuma Rp2.800 triliun. Kita defisit Rp2.000 triliun. Siapa yang bayar itu? Ya kita semuanya bersama-sama," ujar dia.