Jokowi Dianggap Bukan King Maker, Relawan Tak Punya Pengaruh di Pilpres 2024
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menemukan bahwa Presiden Joko Widodo tidak masuk kategori king maker untuk Pilpres 2024. Pasalnya, Jokowi bukan ketua umum partai politik dan tak memiliki partai.
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menemukan bahwa Presiden Joko Widodo tidak masuk kategori king maker untuk Pilpres 2024. Pasalnya, Jokowi bukan ketua umum partai politik dan tak memiliki partai.
"Dalam kategori king maker maka Jokowi bukan king maker karena Pak Jokowi tidak punya partai, bukan ketua umum partai tertentu sehingga arah koalisi ke depan sedikit banyak akan dipengaruhi para ketua umum partai politik," kata Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby dalam pemaparan hasil survei '3 King/Queen Maker Pilpres 2024 dan Komplikasinya' di Jakarta, Kamis (17/6).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
Menurutnya, koalisi partai-partai politik yang ada dalam koalisi pemerintahan ini menjaga dua hal yang sangat penting. Pertama, menjaga keseimbangan di pemerintahan sendiri lantaran mereka masuk sebagai koalisi pemerintahan.
"Jadi itu menjaga keseimbangan dalam pemerintahan termasuk menjaga keseimbangan ke Pak Jokowi," ucapnya.
Tapi di sisi lain, lanjut Adjie, anggota koalisi pemerintahan juga punya kepentingan untuk menang dalam Pemilu Legislatif 2024. Sehingga, mereka juga akan melihat siapa capres yang punya potensi untuk menang.
"Itu dalam konteks Jokowi bukan bagian king maker, karena king maker yang kita sebut adalah tokoh yang punya partai terutama yang tiketnya hanya tersisa 3/4 tiket lagi penuh bisa mencalonkan calon presiden," terangnya.
Selain itu, bila bicara pengaruh secara elektoral, sangat bergantung dari seberapa besar approval rating Jokowi menjelang Pilpres 2024. Kata dia, semakin tinggi approval rating Jokowi jelang 2024 atau minimal stabil seperti hari ini maka endorsement atau siapa yang di dukung Jokowi akan punya pengaruh secara elektoral ke pemilih.
"Tapi kalau approval ratingnya menurun jelang Pilpres 2024 maka itu otomatis akan berpengaruh kepada siapa yang didukung Pak Jokowi, dan kondisi sudah terjadi pada Pilpres 2014, ketika itu Pak SBY sebagai presiden tidak lagi memiliki kekuatan endorsement yang kuat sama seperti ketika dia bertarung sebagai calon presiden di 2004 dan 2009," tandasnya.
Relawan Jokowi Tak Berpengaruh
Adjie juga menjelaskan soal keberadaan relawan Jokowi yang tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pemenangan figur capres 2024. Sebab, jumlah kelompok relawan Jokowi juga sangat beragam.
"Relawan calon presiden dalam pengalaman kita ini segmennya kan sangat beragam kan, jumlah kelompok nya juga sangat beragam, sehingga saya pikir pengaruh relawan tidak se-signifikan seperti pengaruh tokohnya sendiri," katanya.
Menurutnya, relawan capres bagus hanya sebagai mesin untuk menjaring pemilih. Tetapi, secara elektoral belum tentu lantaran masing-masing capres punya relawan.
"Artinya sebagai sebuah mesin, oke mereka bisa menjadi kekuatan untuk menjaring pemilih. Namun untuk pengaruh secara elektoral, saya pikir banyak juga relawan relawan dari masing-masing calon presiden ini beragam segmen," tuturnya.
"Sehingga tidak bisa kita sebut bahwa relawan seorang capres, relawan Jokowi punya pengaruh besar (untuk capres 2024), tapi kalau tokohnya sendiri cukup berpengaruh," pungkasnya.
Baca juga:
LSI Denny JA: Ganjar Diuntungkan Secara Elektoral Karena Dianggap 'Dizalimi' PDIP
Pertarungan PDIP, Gerindra dan Golkar akan Bentuk Pemerintahan Kuat di 2024-2029
Airlangga Mengalah, Koalisi 'Gajah' Lahir di Pemilu 2024
PDIP Ngotot Capres, Duet Prabowo-Airlangga Terjadi
LSI Denny JA: Isu 98 Akan Kembali Dimunculkan Bila Prabowo Maju Capres 2024
Peluang Airlangga Jadi Cawapres Lebih Tinggi, Seperti Ma'ruf Amin dan Boediono