Jokowi Sebut Pilpres Banyak Drama, Kubu Anies Singgung Sutradaranya
Presiden Jokowi menilai banyak drama di tahun politik.
Presiden Jokowi menilai banyak drama di tahun politik.
Jokowi Sebut Pilpres Banyak Drama, Kubu Anies Singgung Sutradaranya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai banyak drama di tahun politik jelang pemilihan presiden 2024. Terkait dengan itu, Juru Bicara Timnas Pemenangan Anies-Muhaimin, Andi Sinulingga menduga presiden tidak lepas dari isu drama itu sendiri.
- VIDEO: KERAS! Jubir Anies Sebut Jokowi Sang Sutradara dan Aktor Drama Pilpres 2024
- PDIP Jawab Jokowi: Bukan Drama Jelang Pilpres, Ini Kesungguhan dan Dedikasi Politik
- VIDEO: Kecewa Berat Jokowi Jelang Pemilu, Sindir "Saat ini Banyakan Drama Sinetronnya"
- VIDEO: Jokowi Blak-blakan Sering Kena Prank Politisi "Sudah Direstui Pak Lurah"
"Kenapa presiden? Karena dia itu orang yang paling berkuasa, yang paling berkuasalah yang layak yang memungkinkan menjadi sutradara," kata Andi di Kantor Populi Center, Jakarta, Kamis (9/11).
"Enggak mungkin orang yang powerless kaya Anda (wartawan) menjadi sutradara, itu enggak mungkin," sambungnya.
Andi pun menyebut, yang layak untuk menjadi sutradara bahkan sekaligus aktornya yakni presiden.
"Jadi yang paling layak untuk jadi sutradara itu ya presiden. Dan itu terbukti kan banyak buktinya itu bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah ini. Bahwa Jokowi itu adalah aktor sekaligus sutradara," ujarnya.
"Pak Jokowi sendiri yang orkestrasi, Pak Jokowi sendiri yang mempermasalahkan. Jadi Pak Jokowi itu sudah terlalu sering, bilang tidak akan impor, impor, macam-macam yang dikatakan dilakukan sebaliknya," sambungnya.
Selain itu, menurutnya, banyak rekam jejak mantan Wali Kota Solo yang membuat masyarakat tidak percaya lagi. Bahkan, rasa ketidakpercayaan itu dikatakannya muncul dari PDIP.
"Rekam jejak Pak Jokowi banyak sekali itu yang menimbulkan orang enggak percaya lagi. Dan bukti ketidakpercayaan itu adalah aktivis-aktivis PDIP sendiri, dari rumahnya sendiri dan itu disampaikan oleh tokoh-tokoh PDIP, anda bisa cek sendiri. Jadi ya begitu," ungkapnya.
"Kalau mau tidak ada drama jangan dibicarakan. Misalnya gini loh jangan buang sampah di situ ada plangnya, tapi banyak sampah di situ, anda paham enggak. Jangan buang air kecil di situ, tapi bau pesing gitu loh," tambahnya.
Bahkan, ia pun mengingatkan kembali apa yang pernah dikatakan oleh Jokowi beberapa waktu lalu terkait dirinya akan melawan.
"Jadi kita itu mau ke mana sih? Mau maju? Ya narasi kita maju aja, tapi ini kan mau dialihkan terlalu banyak drama terlalu banyak perasaan. Jokowi kan juga pernah main perasaan, bilang saya dibilang begini saya diam. Tapi di sini saya akan lawan, nah pernah kan," paparnya.
Tidak hanya itu, Jokowi disebutnya selalu mendapatkan pembelaan. Sehingga, hal itu membuatnya menjadi selalu benar.
"Saya sebagai pendukung Pak Jokowi, ini dari awal bedanya dari dulu teman-teman itu belain terus Pak Jokowi. Nah sekarang baru tahu gitu loh," ucapnya.
"Kalau dia enggak dibelain, terus dia enggak kayak kebablasan kayak begini. Dibelain terus, jadi the man you can do no wrong. Jadi selalu benar aja gitu loh, enggak mungkin manusia ini enggak ada salahnya," pungkasnya.
Sebelumnya, Jokowi merasa banyak drama-drama yang terjadi pada akhir-akhir ini. Menurutnya, terlalu banyak sinetron di tahun politik ini.
"Karena saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya. Sinetron yang kita lihat," kata Jokowi saat pidato dalam puncak perayaan HUT ke-59 Golkar di DPP Golkar, Jakarta Barat, Senin (6/11).
Seharusnya, kata Jokowi, yang disajikan dalam tahun politik adalah pertarungan gagasan. Dia heran malah publik disajikan pertarungan perasaan.
"Mestinya kan pertarungan gagasan, mestinya pertarungan-pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan," ujarnya.
"Kalau yang terjadi pertarungan perasaan, repot semua kita. Tidak usah saya teruskan, nanti malah ke mana-mana," sambungnya.